Di ujung selatan Semenanjung Iberia, Gibraltar memiliki komunitas linguistik yang unik yang dikenal sebagai "Llanito." Dialek ini merupakan perpaduan menarik antara Bahasa Inggris Inggris dan Bahasa Spanyol Andalusia, yang diperkaya dengan pengaruh dari berbagai bahasa lain seperti Bahasa Genoa, Ibrani, Arab, Portugis, dan Malta.
Fenomena linguistik ini mencerminkan sejarah Gibraltar yang kaya dan keberagaman budayanya. Llanito dicirikan oleh penyisipan kata-kata dan struktur dari Bahasa Inggris dan Spanyol, sambil mempertahankan bentuk asli kata-kata tersebut. Contohnya termasuk frasa seperti "voy al market para comprar bread" (saya pergi ke pasar untuk membeli roti) atau "Te has ido all the way to Africa" (Kamu sudah pergi sampai ke Afrika).
Berbeda dengan "Spanglish," Llanito cenderung menyisipkan istilah dari kedua bahasa tanpa mengubah bentuk aslinya, menunjukkan apresiasi terhadap integritas setiap bahasa. Asal usul istilah "Llanito" sendiri masih menjadi misteri, dengan teori yang mengaitkannya dengan nama depan umum Inggris "John" atau "Giovanni" dari koloni Genoa, atau dari depresi geografis "El Llano" yang dihuni oleh pekerja Spanyol selama Pengepungan Besar Gibraltar.
Saat ini, Llanito tetap menjadi bagian penting dari identitas Gibraltarian, melambangkan perpaduan budaya dan sejarah mereka. Namun, penggunaannya menurun di kalangan generasi muda yang lebih memilih Bahasa Inggris dan Spanyol. Untuk melestarikan bahasa unik ini, pemerintah Gibraltar telah menerapkan langkah-langkah untuk memperkuat pembelajaran Bahasa Spanyol dan Llanito di sekolah dasar, mengakui nilainya sebagai simbol warisan budaya yang berharga.