Bahasa Persia, dengan warisan ribuan tahun, telah menorehkan jejak yang mendalam tidak hanya di Iran, tetapi juga merambah ke berbagai bahasa dan budaya di seluruh dunia. Pengaruh ini terlihat jelas dalam kosakata dan ungkapan sehari-hari yang diadopsi lintas keluarga bahasa.
Dalam rumpun bahasa Indo-Arya, Persia telah lama menjadi sumber utama kosakata sastra dan akademis, yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indic dan Dardik. Kata-kata seperti 'ketab' (buku), 'dunya' (dunia), 'dost' (teman), dan 'rang' (warna) kini menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan sehari-hari di wilayah tersebut. Bahkan, penyair ternama seperti Aqbal Lahori secara langsung mengintegrasikan nuansa Persia dalam karya puisinya.
Selama era Kekaisaran Ottoman, Persia memegang peranan penting sebagai bahasa diplomasi dan kesusastraan. Banyak cendekiawan dan penyair Ottoman mengadopsi bahasa ini, dan para penguasa kekaisaran pun merangkul budaya Persia. Jejaknya masih terasa dalam bahasa Turki modern, dengan kata-kata seperti 'penjere' (jendela), 'bahar' (musim semi), 'namaz' (sembahyang), dan 'gol' (bunga) yang masih digunakan hingga kini.
Hubungan erat antara Persia dan Arab selama berabad-abad telah menghasilkan pertukaran linguistik yang signifikan. Berlawanan dengan anggapan umum tentang pengaruh satu arah dari Arab ke Persia, banyak kata Persia justru telah meresap ke dalam bahasa Arab. Contohnya adalah 'bostan' (taman), 'divan' (dewan), dan 'wazir' (menteri) yang berakar dari Persia namun digunakan dalam bahasa Arab. Bahkan kata 'shahr' (kota), yang sering disalahartikan sebagai berasal dari Arab, sebenarnya adalah kata Persia.
Melampaui batas Asia, pengaruh Persia juga menjangkau bahasa-bahasa Eropa. Kata 'orange', yang dalam bahasa Prancis berarti 'narang' (sejenis buah jeruk), diadopsi dari Persia. Demikian pula, kata 'kusks' (sejenis tenda) dan 'pijameh' (pajamas) yang kini dikenal dalam bahasa Inggris, berakar dari Persia. Lebih dari sekadar penyerapan kosakata, pengaruh Persia mencerminkan kekayaan warisan linguistik dan sejarahnya. Pertukaran linguistik ini tidak hanya memperkaya perbendaharaan kata bahasa lain, tetapi juga menjadi cerminan interaksi budaya dan sejarah antar peradaban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahasa Persia telah menyumbangkan sekitar 400 kosakata ke dalam bahasa Indonesia, yang kini telah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Interaksi sosial dan ekonomi antara saudagar Persia dengan masyarakat Nusantara sejak berabad-abad lalu menjadi awal mula penyerapan kata-kata ini, seperti 'takhta', 'anggur', 'pahlawan', 'laskar', 'nakhoda', 'bius', 'cambuk', 'bazar', dan 'nasihat'. Hal ini menunjukkan betapa dalam dan luasnya jangkauan pengaruh Persia melintasi benua dan zaman.