Polandia menutup seluruh perlintasan perbatasannya dengan Belarus pada 12 September 2025, sebuah langkah yang berdampak signifikan pada jalur kereta api Tiongkok-Eropa. Penutupan ini merupakan respons terhadap latihan militer gabungan Rusia-Belarus, Zapad-2025, serta insiden pelanggaran wilayah udara Polandia oleh drone Rusia. Keputusan ini, yang belum memiliki batas waktu penutupan, telah memaksa perusahaan logistik mencari rute alternatif, yang berujung pada peningkatan biaya dan waktu pengiriman yang lebih lama.
Rute-rute pengganti kini mencakup perjalanan melalui Kazakhstan, Laut Kaspia, Laut Hitam, Eropa Selatan, dan Turki. Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil demi keamanan nasional, menggambarkan periode ini sebagai yang paling berbahaya sejak Perang Dunia II bagi negaranya. Latihan Zapad-2025, yang berlangsung dari 12 hingga 16 September 2025, melibatkan sekitar 100.000 personel militer dan ribuan unit peralatan militer, serta mencakup simulasi penggunaan senjata pemusnah massal.
Tiongkok, melalui Kementerian Luar Negerinya, telah menyatakan harapannya agar Polandia dapat menjamin kelancaran dan keamanan operasional kereta Tiongkok-Eropa, mengingat pentingnya jalur ini sebagai proyek unggulan kerja sama Tiongkok-Polandia dan Tiongkok-Eropa. Penutupan perbatasan ini juga memicu diskusi mengenai kerentanan rantai pasok global dan potensi pergeseran geopolitik. Uni Eropa mengakui adanya dampak terhadap perdagangan namun belum memberikan kritik terbuka terhadap langkah Polandia, mengingat konteks keamanan yang melatarbelakanginya.
Rute kereta api Tiongkok-Eropa merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok. Polandia sendiri telah menjadi pemain penting dalam jaringan ini, dengan beberapa kota seperti Łódź dan Warsawa menjadi tujuan utama kereta kargo dari Tiongkok. Penutupan ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam menjaga kelancaran arus barang di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di kawasan tersebut.