Langkah maju yang signifikan terus terwujud dalam arena perdagangan antara Republik Korea dan Amerika Serikat. Para delegasi Seoul, sebelum bertolak menuju Washington untuk putaran negosiasi lanjutan, menyuarakan pandangan yang sangat positif mengenai kemajuan diskursus yang sedang berlangsung, khususnya yang berkaitan dengan isu tarif bea masuk. Momentum ini terjadi menjelang potensi pertemuan antara Presiden Lee Jae Myung dari Korea Selatan dan Presiden Donald Trump dari Amerika Serikat di KTT APEC pada akhir bulan ini, menandakan upaya penguatan kemitraan ekonomi kedua negara terus berlanjut secara progresif.
Delegasi Korea Selatan, yang tiba di Washington pada Rabu (15/10/2025), termasuk Menteri Perdagangan Yeo Han-koo, Kepala Staf Kepresidenan untuk Kebijakan Kim Yong-bum, Menteri Keuangan Koo Yun-cheol, dan Menteri Perindustrian Kim Jung-kwan. Menteri Yeo Han-koo mengonfirmasi bahwa proses berjalan baik, menyatakan, “Prosesnya berjalan baik. Situasi saat ini mendorong pejabat tinggi untuk segera bertemu dan bekerja maksimal.” Optimisme ini sejalan dengan pernyataan sebelumnya dari pejabat tinggi lain yang mengindikasikan adanya sinyal positif dalam upaya penyelesaian kesepakatan. Menteri Keuangan Koo Yun-cheol sendiri baru dilantik pada Juli lalu dan menjadikan penyelesaian isu tarif sebagai prioritas utama agendanya.
Fokus utama diskusi ini adalah implementasi komitmen investasi besar yang telah disepakati sebelumnya oleh Seoul, yaitu investasi sebesar US$ 350 miliar di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari kerangka kerja yang dicapai pada Juli lalu, Washington telah menyetujui penurunan tarif impor otomotif Korea Selatan dari 25% menjadi 15%. Namun, implementasi praktis dari kesepakatan ini masih memerlukan penyelarasan, terutama mengenai mekanisme pendanaan paket investasi tersebut. Para pejabat Korea menekankan bahwa mereka berorientasi pada substansi hasil yang benar-benar mencerminkan kepentingan nasional, alih-alih terikat pada tenggat waktu yang ditetapkan secara eksternal.
Perjalanan negosiasi ini menunjukkan bahwa setiap titik temu adalah kesempatan untuk menyelaraskan kepentingan bersama. Meskipun kerangka kerja lisan telah tercapai—komitmen investasi US$ 350 miliar dari Seoul dan tarif 15% untuk ekspor Korea Selatan—kejelasan substansial mengenai detail implementasi tetap menjadi fokus utama. Di tengah dinamika ini, penyelesaian isu-isu krusial seperti stabilitas pasar valuta asing dan perlindungan sektor domestik menjadi sangat penting untuk membangun kemitraan yang kokoh dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terus berubah.