Amerika Serikat telah secara signifikan meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Karibia, mengerahkan aset-aset canggih seperti pesawat F-35B, helikopter, pesawat V-22 Osprey, dan personel militer ke bekas pangkalan angkatan laut Roosevelt Roads di Puerto Riko. Pangkalan ini, yang kini dikenal sebagai Bandara José Aponte de la Torre, juga menjadi lokasi pengerahan kapal perusak, kapal serbu amfibi, dan kapal selam nuklir di wilayah tersebut.
Langkah ini, yang diklaim sebagai operasi untuk memberantas narkotika, juga bertujuan untuk meningkatkan tekanan terhadap rezim Nicolás Maduro di Venezuela. Pentagon telah memobilisasi lebih dari 4.500 personel ke Karibia, sebuah operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan itu sejak tahun 1980-an. Pangkalan Roosevelt Roads sendiri memiliki sejarah panjang, pertama kali dioperasikan sebagai Pangkalan Operasi Angkatan Laut AS pada tahun 1943 dan kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Stasiun Angkatan Laut pada tahun 1957.
Pengerahan militer AS ini memicu respons tegas dari Venezuela. Presiden Nicolás Maduro telah memobilisasi lebih dari empat juta anggota Milisi Nasional Bolivarian untuk mempertahankan "teritorialitas, kedaulatan, dan perdamaian" Venezuela, mendesak seluruh anggota milisi untuk "bersenjata dan siap" membela seluruh wilayah nasional. Situasi semakin memanas ketika dua pesawat tempur Venezuela dilaporkan mencegat sebuah kapal perang AS di perairan internasional, yang semakin meningkatkan ketegangan regional.
Komunitas internasional mengamati dengan cermat, menyadari bahwa setiap kesalahan langkah dapat memicu krisis hemisfer baru. Peningkatan kehadiran militer AS ini, yang diklaim untuk memerangi kartel narkoba, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan AS-Venezuela, terutama setelah Departemen Kehakiman AS menggandakan hadiahnya menjadi 50 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, menuduhnya sebagai salah satu pengedar narkoba terbesar di dunia.
Venezuela sendiri telah menggelar latihan militer besar-besaran di Pulau La Orchila, Karibia, sebagai respons atas pengiriman kapal perang AS. Latihan ini melibatkan ribuan tentara dan bertujuan untuk meningkatkan dukungan terhadap rezim Maduro. Sementara itu, Komando Selatan AS belum memberikan tanggapan terkait latihan militer Venezuela, namun AS menyatakan pengerahan militernya hanya untuk melawan penyelundupan narkoba. Insiden seperti penahanan kapal nelayan Venezuela oleh kapal perusak AS di zona ekonomi eksklusif Venezuela juga menambah kerumitan, dengan Venezuela menuduh AS mencari insiden untuk membenarkan eskalasi perang dan penggulingan rezim.
Ketegangan ini juga menarik perhatian kawasan Amerika Latin, dengan Kuba dan Nikaragua menyatakan dukungan terhadap Caracas, sementara Kolombia menyerukan agar konflik tidak melebar. Uni Eropa mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri, mengingat kawasan Karibia adalah jalur vital perdagangan global.