AS Tuan Rumah KTT Perdamaian Bersejarah: Pemimpin Armenia dan Azerbaijan Akan Menandatangani Kesepakatan Koridor Strategis

Diedit oleh: gaya ❤️ one

Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah KTT perdamaian bersejarah di Gedung Putih pada hari Jumat ini, mempertemukan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Pertemuan penting ini bertujuan untuk memformalkan perjanjian damai antara kedua negara bekas Uni Soviet tersebut, yang telah terlibat dalam konflik teritorial yang berkepanjangan, terutama terkait wilayah Nagorno-Karabakh. Elemen kunci dari kesepakatan yang diusulkan melibatkan Amerika Serikat yang mendapatkan hak pengembangan untuk koridor sepanjang 43 kilometer di wilayah Armenia, yang akan dikenal sebagai "Trump International Peace and Prosperity Pathway" (TRIPP). Rute strategis ini dirancang untuk menghubungkan Azerbaijan dengan eksklave Nakhchivan-nya, melintasi Armenia dan dengan demikian meningkatkan perdagangan dan konektivitas regional.

Kesepakatan ini menyusul diskusi sebelumnya antara Aliyev dan Pashinyan di Abu Dhabi pada 10 Juli 2025, di mana isu-isu penting seperti delimitasi perbatasan dan pembukaan koridor Zangezur dibahas, yang menjadi landasan bagi perjanjian damai komprehensif ini. Finalisasi potensi kesepakatan damai ini menandai peluang bersejarah untuk mengakhiri konflik puluhan tahun, khususnya terkait Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang kembali dikuasai Azerbaijan dalam operasi militer cepat pada tahun 2023. Pemilihan Gedung Putih sebagai tempat penyelenggaraan menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk membina perdamaian dan stabilitas di wilayah Kaukasus Selatan. Perkembangan ini terjadi seiring dengan menurunnya pengaruh tradisional Rusia di kawasan tersebut, menciptakan peluang yang lebih nyata untuk peningkatan keterlibatan AS dalam penyelesaian konflik. Para analis menunjukkan bahwa kesepakatan ini juga dapat memfasilitasi aksesi Azerbaijan ke Abraham Accords, yang semakin memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi regional. Upacara penandatanganan resmi dijadwalkan pada Jumat ini, menandai titik balik potensial dalam hubungan Armenia-Azerbaijan, dengan rincian pasti dari kesepakatan yang akan diungkapkan pada acara tersebut.

Potensi inklusi Azerbaijan dalam Abraham Accords dipandang sebagai langkah strategis yang dapat membentuk kembali diplomasi dan integrasi regional. Perluasan ini mencerminkan pergeseran menuju konektivitas Timur-Barat, memanfaatkan hubungan kuat Azerbaijan dengan Israel dan pendekatan diplomatik pragmatisnya. Integrasi semacam itu dapat memberikan Azerbaijan platform untuk mengatasi isu-isu regional yang lebih luas dan berfungsi sebagai jembatan antara Timur Tengah, Kaukasus Selatan, dan Asia Tengah. Manfaat bagi Azerbaijan dapat mencakup investasi yang terdiversifikasi, kerja sama keamanan yang mendalam, dan peningkatan pengaruh diplomatik. Langkah ini sejalan dengan tren yang lebih luas dalam memperluas Abraham Accords di luar negara-negara Arab untuk memasukkan negara-negara yang berkomitmen pada nilai-nilai bersama toleransi dan kemakmuran. Pembentukan koridor TRIPP dipandang sebagai langkah signifikan untuk membuka potensi ekonomi kawasan dan mencegah permusuhan lebih lanjut. Meskipun rincian kesepakatan akan diungkapkan pada saat penandatanganan, inisiatif ini dibingkai sebagai upaya komersial yang bertujuan untuk membina stabilitas dan kemakmuran. Keterlibatan AS, yang berfokus pada hak pengembangan, dimaksudkan untuk menciptakan dividen perdamaian yang nyata berbasis infrastruktur, berpotensi meniru keberhasilan Abraham Accords. Proyek infrastruktur strategis ini juga dapat mengimbangi alternatif yang didukung Rusia atau Iran, memungkinkan Armenia dan Azerbaijan untuk mendiversifikasi kemitraan mereka dan mengintegrasikan Kaukasus Selatan ke dalam jalur perdagangan global yang lebih luas. Keberhasilan inisiatif ini dipandang penting untuk meningkatkan kedudukan AS di kawasan tersebut dan mempromosikan lingkungan geopolitik yang lebih seimbang.

Sumber-sumber

  • Site-LeVif-FR

  • Financial Times

  • Reuters

  • Associated Press

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.