Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengambil langkah signifikan dalam membentuk masa depan kecerdasan buatan (AI) dengan meluncurkan dua badan tata kelola global: Panel Ilmiah Independen Internasional PBB tentang AI dan Dialog Global tentang Tata Kelola AI.
Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari Kompak Digital Global yang diadopsi pada September 2024, yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat AI sambil mengelola potensi risikonya. Panel Ilmiah Independen Internasional akan memberikan penilaian ilmiah yang independen untuk memandu pembuatan kebijakan AI, sementara Dialog Global akan menjadi platform inklusif bagi negara anggota dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan dampak AI terhadap kemanusiaan dan mempromosikan kerja sama internasional.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah menyerukan dukungan untuk kedua inisiatif ini, menekankan pentingnya menjembatani kesenjangan antara penelitian mutakhir dan penerapan kebijakan. Ia juga memperingatkan bahwa kesenjangan digital yang diperburuk oleh kemajuan AI dapat menimbulkan ketidakstabilan global. Organisasi seperti ARTICLE 19 menekankan perlunya dialog ini berlandaskan pada hak asasi manusia, inklusivitas, transparansi, dan responsivitas terhadap risiko AI.
Langkah-langkah ini sejalan dengan laporan "Governing AI for Humanity" dari badan penasihat tingkat tinggi PBB, yang menggarisbawahi pentingnya arsitektur tata kelola AI yang inklusif dan terdistribusi secara global. Dengan menyelaraskan upaya ini dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan prinsip-prinsip hak asasi manusia, PBB berupaya menciptakan lanskap AI yang lebih aman, adil, dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.