Bangladesh Hadapi Batasan Sumber Daya untuk Pengungsi Rohingya pada Peringatan 8 Tahun Eksodus

Diedit oleh: Ирина iryna_blgka blgka

Pada 25 Agustus 2025, Bangladesh memperingati delapan tahun eksodus besar-besaran pengungsi Rohingya dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Dalam sebuah pernyataan yang bertepatan dengan peringatan tersebut, Penasihat Utama Muhammad Yunus menegaskan bahwa Bangladesh tidak dapat lagi mengalokasikan sumber daya tambahan untuk mendukung 1,3 juta pengungsi Rohingya yang saat ini berada di negara tersebut.

Pernyataan ini disampaikan di tengah konferensi internasional tiga hari yang dimulai di Cox's Bazar pada 24 Agustus 2025, yang bertujuan untuk mencari solusi berkelanjutan bagi krisis pengungsi yang berkepanjangan ini. Yunus menyoroti tekanan signifikan yang ditimbulkan oleh populasi pengungsi terhadap ekonomi, lingkungan, dan tata kelola Bangladesh, serta menekankan bahwa negara tersebut telah mencapai batas kapasitasnya dalam menyediakan dukungan. Oleh karena itu, ia mendesak komunitas internasional untuk mengembangkan peta jalan praktis yang memfasilitasi kepulangan pengungsi yang aman, bermartabat, sukarela, dan berkelanjutan ke Myanmar.

Konferensi ini, yang bertajuk "Dialog Pemangku Kepentingan: Hasil untuk Konferensi Tingkat Tinggi tentang Situasi Rohingya", diharapkan dapat menghasilkan usulan yang akan diajukan pada konferensi PBB pada 30 September 2025. Di Cox's Bazar, para pengungsi Rohingya sendiri mengadakan aksi unjuk rasa, menyuarakan tuntutan mereka untuk mengakhiri pengungsian dan menyerukan hak yang sama di Myanmar. Mereka menandai "Hari Peringatan Genosida Rohingya" dengan membawa spanduk dan poster yang menyuarakan keinginan mereka untuk repatriasi dan keadilan.

Pemimpin pemuda Rohingya, Mohammad Humayun, menyatakan bahwa kehidupan mereka tetap terbatas dan tidak pasti, dengan bantuan yang terus berkurang dan harapan yang memudar. Situasi ini diperburuk oleh pemotongan bantuan internasional, di mana Program Pangan Dunia (WFP) telah berencana untuk memotong separuh jatah makanan, sebuah langkah yang dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kesehatan dan gizi para pengungsi. Organisasi kemanusiaan memperingatkan tentang munculnya "generasi yang hilang" akibat terganggunya pendidikan dan meningkatnya kerentanan di antara anak-anak pengungsi.

Konferensi internasional yang sedang berlangsung di Cox's Bazar ini merupakan upaya Bangladesh untuk menggalang dukungan global dan merumuskan strategi konkret. Meskipun upaya telah dilakukan, repatriasi belum berhasil, dengan tidak ada pengungsi yang kembali sejak gelombang awal pada tahun 2017. Kompleksitas situasi di Negara Bagian Rakhine, termasuk meningkatnya konflik antara pasukan junta dan Tentara Arakan, semakin mempersulit prospek kepulangan yang aman. Dukungan berkelanjutan dari komunitas internasional sangat penting untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan dan menemukan solusi jangka panjang bagi krisis Rohingya.

Sumber-sumber

  • Colorado Springs Gazette

  • Bangladesh cannot mobilise more resources for Rohingya refugees, chief advisor says

  • Rohingya refugees in Bangladesh demand safe return to Myanmar on 8th anniversary of exodus

  • Bangladesh exhausts resources for Rohingya refugees, chief adviser Yunus warns

  • International community must step up support for Rohingya refugees

  • Govt intensifying efforts to bring back Rohingya issue to global forums: CA press secy

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.