Putin Tuntut Konsesi Wilayah untuk Perdamaian Ukraina, Masa Depan Negosiasi Tidak Jelas

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menguraikan serangkaian tuntutan yang rumit sebagai syarat untuk potensi perjanjian damai dengan Ukraina. Tuntutan ini mencakup penyerahan kendali penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk, serta penolakan terhadap klaim atas Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014. Putin juga menyatakan kesiapan untuk membekukan tindakan militer di garis depan, termasuk menghentikan serangan di wilayah Zaporizhzhia dan Kherson. Sebelumnya, Kremlin bersikeras pada pengalihan wilayah-wilayah ini dalam batas administratif mereka, meskipun pasukan Rusia hanya menguasai sedikit lebih dari separuh wilayah tersebut.

Ketidakpastian tetap ada mengenai apakah Putin bersedia untuk memberikan konsesi wilayah apa pun, termasuk terkait dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang merupakan yang terbesar di Eropa dan sebelum perang menyumbang sekitar 20% dari total produksi listrik Ukraina. Di tengah upaya Amerika Serikat untuk memfasilitasi kesepakatan, ada keraguan di kalangan banyak pejabat AS mengenai ketulusan Putin dalam mengakhiri perang, karena mereka berpendapat bahwa ia mungkin tidak tertarik pada kesepakatan damai yang tidak sejalan dengan tujuan awalnya di Ukraina. Laporan media tentang dugaan "kesepakatan" antara AS dan Rusia mengenai konflik Ukraina telah dibantah oleh pejabat Ukraina, yang menekankan bahwa informasi tersebut adalah fabrikasi dan prosesnya jauh berbeda.

Mantan Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan pertemuan trilateral yang melibatkan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyatakan keterbukaannya untuk bertemu dengan kedua pemimpin tersebut demi mengakhiri konflik. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai apakah pertemuan Putin-Zelenskyy harus menjadi prasyarat untuk pertemuan Trump-Putin. Sementara beberapa pejabat Gedung Putih awalnya menyatakan bahwa pertemuan Putin-Zelenskyy diperlukan, Trump kemudian menyatakan bahwa ia akan bertemu Putin terlepas dari apakah Putin bertemu dengan Zelenskyy. Perkembangan ini terjadi di tengah lanskap geopolitik yang kompleks, di mana negosiasi damai terus menghadapi tantangan signifikan. Sejarah mencatat bahwa upaya sebelumnya untuk mencapai kesepakatan, seperti yang terjadi di Turki pada Maret 2022, hampir berhasil tetapi terhenti karena perbedaan mengenai jaminan keamanan dan peristiwa Bucha. Ketidakpastian mengenai niat Putin dan potensi konsesi wilayah terus membayangi jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.

Sumber-sumber

  • Deutsche Welle

  • DW

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.