Putin Tegaskan Pasukan Asing di Ukraina adalah Target Sah

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada 5 September 2025, bahwa pasukan asing yang ditempatkan di Ukraina akan dianggap sebagai target sah militer Rusia. Pernyataan ini merupakan respons terhadap diskusi yang berkembang di kalangan sekutu Ukraina mengenai penyediaan jaminan keamanan pasca-konflik, yang salah satunya melibatkan potensi pengerahan pasukan.

Putin menjelaskan bahwa kehadiran militer asing di tengah permusuhan yang sedang berlangsung akan memicu respons militer langsung dari Rusia. Ia menambahkan bahwa jika kesepakatan damai jangka panjang tercapai, maka tidak akan ada lagi justifikasi untuk mempertahankan kehadiran militer asing di wilayah Ukraina. Pernyataan ini menggarisbawahi ketegangan yang terus berlanjut antara Rusia dan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa 26 negara telah menyatakan komitmen untuk mengerahkan pasukan di Ukraina sebagai bagian dari kekuatan penjamin keamanan setelah perang berakhir. Langkah ini merupakan bagian dari upaya diplomasi yang lebih luas untuk memberikan kepastian keamanan bagi Kyiv dan mencegah agresi di masa depan.

Rusia secara konsisten menolak gagasan pengerahan pasukan asing di Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa kehadiran militer asing, apa pun bentuknya, akan dipandang sebagai ancaman keamanan bagi Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga menegaskan bahwa penempatan kontingen militer asing di dekat perbatasan Rusia sangat tidak dapat diterima.

Secara historis, hubungan antara Rusia dan Ukraina telah mengalami pasang surut sejak pembubaran Uni Soviet. Pada tahun 1994, Ukraina setuju untuk meninggalkan senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan dari Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang tertuang dalam Memorandum Budapest. Namun, peristiwa seperti krisis politik di Ukraina pada tahun 2014, yang menyebabkan aneksasi Krimea oleh Rusia dan konflik di Donbas, menunjukkan kompleksitas hubungan dan ketidakpastian keamanan di kawasan tersebut.

Pernyataan Putin ini menambah lapisan ketegangan baru dalam lanskap geopolitik yang sudah rumit, di mana setiap langkah menuju penyelesaian konflik harus mempertimbangkan dinamika kekuatan dan kepentingan keamanan semua pihak yang terlibat.

Sumber-sumber

  • Deutsche Welle

  • Reuters

  • AP News

  • AP News

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.