Peran Kim Ju Ae dalam Suksesi Korea Utara Menguat Pasca Kunjungan ke Tiongkok

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ke Tiongkok baru-baru ini, yang turut dihadiri putrinya Kim Ju Ae, telah memicu spekulasi yang semakin intens mengenai peran suksesi sang putri. Kehadiran Kim Ju Ae dalam acara penting seperti parade militer di Beijing, meskipun ia memilih untuk tidak tampil di depan umum, dinilai oleh badan intelijen Korea Selatan sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisinya sebagai pewaris takhta. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan menyampaikan penilaian ini kepada anggota Komite Intelijen Majelis Nasional, yang mengindikasikan bahwa kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyempurnakan narasi suksesi yang berpusat pada Kim Ju Ae.

Meskipun Kim Ju Ae dilaporkan tetap berada di kedutaan Korea Utara di Beijing dan naik kereta khusus lebih awal untuk kembali, media pemerintah Korea Utara secara sengaja menampilkan dokumenter dan foto yang menunjukkan partisipasinya, termasuk kunjungannya ke kedutaan. Hal ini dinilai cukup untuk membangun narasi yang diperlukan bagi seorang penerus. Kunjungan Kim Jong Un ke Tiongkok ini juga bertepatan dengan peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, sebuah momen yang memperkuat hubungan antara Korea Utara dan Tiongkok. Kehadiran Kim Jong Un bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam parade militer di Beijing menandakan adanya keselarasan strategis di antara ketiga negara tersebut, sebagai bentuk penolakan terhadap tekanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Para analis mencatat bahwa Kim Ju Ae, yang diperkirakan berusia sekitar 12 tahun, telah menunjukkan perubahan dari penampilan publik pertamanya pada November 2022. Ia kini tampil lebih terpoles, mengadopsi gaya rambut ibunya dan mengenakan pakaian desainer. Kehadirannya di acara-acara penting, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua dan kunjungan ke kedutaan Rusia di Pyongyang, menunjukkan bahwa ia sedang dipersiapkan untuk peran kepemimpinan di masa depan. NIS juga mencatat bahwa rezim Korea Utara mengambil langkah-langkah khusus untuk meminimalkan paparan data biologis Kim dan putrinya selama perjalanan tersebut, termasuk menggunakan pesawat khusus untuk mengangkut sampah dan menginap di kedutaan Korea Utara.

Spekulasi mengenai anak-anak Kim Jong Un lainnya, termasuk kemungkinan adanya anak dengan disabilitas atau yang belajar di luar negeri, tidak dianggap kredibel oleh NIS. Menurut salah satu anggota parlemen, jika ada anak yang belajar di luar negeri, akan sangat sulit untuk menyembunyikan keberadaan mereka. Oleh karena itu, kehadiran Kim Ju Ae di Tiongkok dipandang sebagai cerminan posisinya sebagai calon penerus yang dituju. Kunjungan ini, meskipun tidak menampilkan Kim Ju Ae secara terbuka, berhasil membangun narasi suksesi yang kuat, memperkuat posisinya dalam hierarki rezim Korea Utara dan memberikan pengalaman internasional yang berharga bagi calon pemimpin masa depan.

Sumber-sumber

  • Reuters

  • Reuters

  • The Washington Post

  • Axios

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.