Amerika Serikat dan Israel dilaporkan semakin dekat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang komprehensif di Gaza, berdasarkan rencana 21 poin yang telah dibahas secara mendalam oleh para pejabat AS dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pertemuan penting antara Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner, dengan Perdana Menteri Netanyahu berlangsung di New York pada 25 September 2025. Dalam pertemuan tersebut, mereka mendiskusikan sebuah cetak biru yang dirancang untuk mengakhiri perang di Gaza. Rencana 21 poin ini mencakup beberapa elemen kunci, termasuk gencatan senjata permanen, pembebasan seluruh sandera, dan penempatan pasukan internasional di Gaza. Proposal ini juga menguraikan kerangka kerja untuk tata kelola pasca-konflik di Jalur Gaza, yang mengusulkan badan pengawas internasional untuk mengawasi komite Palestina yang akan mengelola pemerintahan sementara.
Presiden AS Donald Trump sendiri telah menyatakan optimisme mengenai kemajuan negosiasi, menyatakan bahwa kesepakatan tersebut "sangat dekat" untuk tercapai. Namun, keberhasilan rencana ini sangat bergantung pada persetujuan Hamas, yang hingga kini belum secara resmi menerima proposal tersebut. Pernyataan dari seorang pejabat senior AS menekankan bahwa meskipun AS dan Israel berada di ambang kesepakatan, persetujuan Hamas tetap menjadi hambatan krusial.
Di tengah upaya diplomatik ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus menekankan urgensi untuk mencapai solusi dua negara dan mempertahankan gencatan senjata guna mencegah eskalasi lebih lanjut. Pernyataan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, di Sidang Umum PBB pada 23 September 2025, juga menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara, yang mengakui hak Palestina dan menjamin keamanan Israel.
Situasi di Gaza sendiri tetap tegang, dengan laporan peningkatan intensitas serangan Israel di beberapa wilayah pada 26 September 2025, yang menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil. Di sisi lain, bantuan kemanusiaan terus disalurkan, seperti konvoi bantuan dari Mesir yang membawa ribuan ton pasokan pangan dan medis pada 28 September 2025, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk meringankan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Rencana 21 poin ini, yang juga mencakup penolakan terhadap aneksasi Tepi Barat dan penegasan status quo Yerusalem, telah mendapatkan tanggapan beragam dari para pemimpin Arab dan Muslim, yang menyambut baik sebagian besar usulan namun juga menyerukan ketentuan tambahan.