Olimpiade Matematika Internasional (IMO) ke-66 berlangsung pada Juli 2025 di Sunshine Coast, Queensland, Australia, dengan diikuti oleh 641 siswa dari 112 negara. Kompetisi ini menampilkan enam soal matematika yang menantang, menguji kemampuan penalaran dan pemecahan masalah para peserta.
Pada kesempatan ini, model kecerdasan buatan (AI) menunjukkan kemajuan signifikan dalam bidang pendidikan matematika. OpenAI mengumumkan bahwa model eksperimennya berhasil menyelesaikan lima dari enam soal IMO 2025, memperoleh total 35 dari 42 poin, yang setara dengan medali emas. Pencapaian ini menyoroti kemajuan AI dalam penalaran matematika kompleks dan membuka jalan bagi inovasi pendidikan.
Selain itu, Google DeepMind memperkenalkan AlphaGeometry 2, model AI yang dirancang khusus untuk memecahkan masalah geometri kompleks. Model ini menunjukkan kemampuan yang sebanding dengan medali perak dalam kompetisi IMO, menyelesaikan empat dari enam soal yang diberikan. Pencapaian ini menunjukkan potensi AI dalam mendukung penelitian matematika dan pendidikan.
Di Indonesia, penggunaan AI dalam pendidikan mulai meningkat, dengan fokus pada pengembangan alat bantu belajar yang dipersonalisasi. Inovasi ini mencakup penggunaan chatbot AI untuk menjawab pertanyaan siswa, serta platform yang menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pemahaman individu. Keberhasilan model AI di IMO menginspirasi para pengembang untuk menciptakan solusi pendidikan yang lebih canggih dan efektif, mendorong kolaborasi antara sektor pendidikan dan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inovatif dan inklusif.
Dengan demikian, IMO 2025 menjadi bukti nyata bagaimana AI dapat mendorong inovasi dalam pendidikan matematika di seluruh dunia, membuka peluang baru dalam pengembangan metode pembelajaran dan penelitian matematika.