Pada 21 Juli 2025, Uni Eropa mempertimbangkan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat (AS) terkait peningkatan tarif impor. Langkah ini sebagai respons terhadap ancaman tarif tambahan dari AS terhadap barang-barang Eropa. Dari perspektif sosial-psikologis, konflik perdagangan ini berpotensi memengaruhi masyarakat secara signifikan.
Uni Eropa sedang menyiapkan langkah-langkah balasan terhadap barang-barang AS, termasuk kemungkinan tarif tambahan. Meskipun demikian, mereka tetap berharap dapat mencapai kesepakatan melalui negosiasi untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Pendekatan ini mencerminkan upaya untuk melindungi stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Ketegangan perdagangan dapat memengaruhi perilaku konsumen dan sentimen publik. Ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan penurunan kepercayaan konsumen, yang pada gilirannya dapat mengubah pola konsumsi dan pengeluaran. Selain itu, perdebatan mengenai kebijakan perdagangan sering kali memicu polarisasi sosial, dengan pandangan yang berbeda mengenai manfaat dan kerugian dari perdagangan bebas.
Selain dampak domestik, ketegangan perdagangan juga dapat memengaruhi hubungan internasional. Peningkatan ketidakpercayaan dan permusuhan dapat menghambat kerja sama global dan memperburuk konflik. Oleh karena itu, pemahaman tentang dampak sosial-psikologis dari ketegangan perdagangan penting untuk merumuskan kebijakan yang efektif dan mempromosikan stabilitas sosial.