Serangan Rusia di Ukraina: Dampak Kesehatan dan Keselamatan Warga Sipil

Serangan udara Rusia yang meningkat di Ukraina telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan warga sipil. Sejak awal musim panas 2025, Kyiv telah menghadapi serangan drone dan rudal pada malam hari, menyebabkan stres psikologis dan gangguan tidur di kalangan penduduknya. Banyak warga, termasuk ibu muda seperti Daria Slavytska, terpaksa berlindung di stasiun metro bawah tanah beberapa kali seminggu untuk mencari keselamatan. Jumlah pengunjung malam ke stasiun metro meningkat pesat, dari 65.000 pada Mei menjadi 165.000 pada Juni, seiring intensifikasi serangan. Serangan ini telah menyebabkan peningkatan kecemasan dan gangguan tidur, terutama di kalangan anak-anak, dengan dampak jangka panjang yang mungkin termasuk penyakit kronis dan penurunan fungsi kognitif. Presiden AS, Donald Trump, mengutip serangan ini dalam keputusan bantuan militernya, termasuk dukungan sistem pertahanan udara Patriot. Keluarga seperti keluarga Slavytska membawa tikar, makanan, dan dokumen ke tempat penampungan; yang lain berinvestasi dalam "Kapsul Kehidupan" yang diperkuat secara pribadi. Penjualan peralatan tidur meningkat, mencerminkan keputusasaan penduduk untuk beristirahat di tengah kelelahan akibat perang.

Selain itu, serangan Rusia pada 16 Juli 2025 menargetkan infrastruktur energi di empat kota Ukraina—Kharkiv, Kryvyi Rih, Vinnytsia, dan Odesa—mengakibatkan cedera pada setidaknya 15 orang. Serangan ini menggunakan 400 drone Shahed dan rudal balistik, menyoroti eskalasi ketegangan dan ancaman terhadap infrastruktur vital Ukraina. Presiden Trump telah memperingatkan Rusia dengan sanksi berat jika tidak ada kesepakatan damai yang tercapai pada 2 September 2025. Meskipun ada negosiasi damai sebelumnya, kemajuan substansial belum tercapai selain pertukaran tahanan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menekankan perlunya pertahanan udara yang lebih kuat, sementara Trump berjanji mengirim lebih banyak senjata, termasuk sistem pertahanan Patriot, meskipun pendanaannya akan dilakukan oleh sekutu Eropa, yang menjadi titik perdebatan di antara pejabat. Sementara itu, Uni Eropa mengusulkan paket bantuan €100 miliar untuk Ukraina guna mendukung ekonomi dan tujuan keanggotaan UE, tidak termasuk pendanaan militer. Institut Studi Perang menekankan strategi Putin untuk konflik yang berkepanjangan guna menguras ketahanan Ukraina dan Barat. Perang ini telah mengakibatkan puluhan ribu tentara tewas dan lebih dari 12.000 kematian sipil.

Selain dampak fisik, perang ini juga menimbulkan dampak psikologis yang mendalam. Lebih dari 70% orang Ukraina melaporkan mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir, dengan setengahnya melaporkan stres signifikan dalam dua bulan terakhir. Meskipun akses ke layanan kesehatan mental dan dukungan telah meningkat, tidak semua yang membutuhkan mencari bantuan. Lebih dari 125.000 pekerja kesehatan telah dilatih dalam alat WHO MHGap untuk memberikan dukungan kesehatan mental. Pusat kesehatan masyarakat komunitas didirikan dan diperluas, dengan WHO dan mitra menyediakan pelatihan. Pembiayaan publik untuk kesehatan mental telah meningkat dua kali lipat dibandingkan situasi sebelum perang. Namun, tantangan tetap ada, terutama di daerah yang terdampak perang, di mana akses ke layanan kesehatan terbatas dan kebutuhan akan dukungan kesehatan mental terus meningkat.

Serangan terhadap fasilitas kesehatan juga telah meningkat. Sejak awal perang, lebih dari 2.500 serangan terhadap fasilitas kesehatan telah tercatat, melanggar hukum humaniter internasional. Fasilitas kesehatan tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi pasien dan tenaga medis. Serangan terhadap infrastruktur energi telah menyebabkan pemadaman listrik yang sering, mengancam penyimpanan dan distribusi vaksin. Jika stok vaksin tidak dapat digunakan, kita dapat melihat peningkatan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. WHO dan otoritas kesehatan mempercepat upaya untuk memasang generator dan peralatan penting lainnya di fasilitas kesehatan di seluruh negeri untuk mengatasi tantangan ini.

Perang ini juga telah menyebabkan peningkatan kebutuhan akan perawatan trauma dan rehabilitasi. Kementerian Kesehatan Ukraina memperkirakan bahwa pada pertengahan 2024, 100.000 amputasi telah dilakukan akibat perang. Kekurangan spesialis trauma, prostetik, dan layanan rehabilitasi semakin memperburuk krisis ini. Penyembuhan sering kali menjadi masalah waktu tetapi juga kesempatan. Layanan rehabilitasi jangka panjang untuk orang yang terluka akibat perang akan menjadi penting untuk pemulihan fisik dan psikologis.

WHO bekerja untuk memastikan akses ke perawatan kesehatan berkualitas bagi semua orang Ukraina, dengan fokus pada penguatan perawatan kesehatan primer untuk mengatasi prevalensi penyakit tidak menular dan memperluas akses ke layanan kesehatan mental dan rehabilitasi yang vital. WHO juga mendukung pembangunan sistem kesehatan yang tangguh dengan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Layanan Kesehatan Nasional Ukraina untuk memperbarui paket penggantian biaya, termasuk rehabilitasi, dan menstandarkan alat penilaian. Ini memastikan bahwa sumber daya dialokasikan di tempat yang paling dibutuhkan, meletakkan dasar yang lebih kuat untuk perawatan berkualitas.

Perang ini telah menyebabkan dampak kesehatan yang luas dan mendalam bagi warga Ukraina. Serangan terhadap infrastruktur vital, peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan mental dan rehabilitasi, serta tantangan dalam memastikan akses ke perawatan kesehatan berkualitas menyoroti kebutuhan mendesak akan dukungan internasional dan upaya berkelanjutan untuk membantu Ukraina dalam menghadapi krisis kesehatan ini.

Sumber-sumber

  • Bloomberg Business

  • Al Jazeera

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.