Φsat-2, satelit miniatur dari Badan Antariksa Eropa (ESA), telah memasuki fase sains setelah menyelesaikan fase commissioning selama sembilan bulan. Satelit ini diluncurkan pada Agustus 2024 dan kini mulai mengirimkan data ilmiah yang diolah menggunakan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk memproses dan mengompresi citra pengamatan Bumi secara efisien, serta mendeteksi kebakaran hutan, kapal, dan polusi laut.
Dengan ukuran 22 x 10 x 33 cm, Φsat-2 mengorbit pada ketinggian 510 km dan dilengkapi dengan kamera multispektral yang menghasilkan citra dengan resolusi sekitar 5 meter per piksel. Citra-citra ini mencakup tujuh pita spektral dari tampak hingga dekat inframerah, serta satu pita pankromatik. Citra yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemantauan lingkungan, manajemen lahan, dan pemetaan.
Selama fase commissioning, Φsat-2 menguji berbagai aplikasi AI, seperti deteksi awan otomatis, pembuatan peta jalan untuk tanggap darurat, serta deteksi dan klasifikasi kapal. Aplikasi AI ini memungkinkan satelit untuk memilih citra dengan visibilitas jelas dan membuang citra yang tertutup awan, mendeteksi dan menganalisis area bencana seperti kebakaran hutan, gempa bumi, atau banjir, serta mengidentifikasi rute akses untuk tim tanggap darurat. Selain itu, satelit ini dapat mendeteksi kapal, mengumpulkan data tentang penangkapan ikan ilegal, dan memantau polusi laut.
Untuk menandai transisi dari fase commissioning ke fase sains, Φsat-2 telah mengirimkan lima citra yang menunjukkan berbagai kemampuan untuk berbagai penggunaan di berbagai jenis medan. Semua citra tersebut berwarna asli menggunakan pita spektral merah, hijau, dan biru, kecuali citra Estuari Bahia Blanca yang menggunakan pita spektral dekat inframerah.
Φsat-2 dirancang untuk mendemonstrasikan dan menguji penggunaan AI di pengamatan Bumi. Dengan kemampuan untuk memproses data di orbit, satelit ini membuka perspektif baru dalam pemahaman lingkungan global dan menawarkan cara yang lebih cerdas dan efisien untuk memantau planet kita.