Anthropic Capai Kesepakatan Penyelesaian $1,5 Miliar dalam Gugatan Hak Cipta Buku untuk Pelatihan AI

Diedit oleh: gaya ❤️ one

Perusahaan kecerdasan buatan (AI) terkemuka, Anthropic, telah menyetujui penyelesaian senilai $1,5 miliar untuk mengakhiri gugatan class action yang menuduhnya menggunakan buku bajakan dalam pelatihan model AI-nya. Kesepakatan yang diumumkan pada 5 September 2025 ini menandai titik balik penting dalam lanskap hukum yang kompleks antara perusahaan teknologi dan para kreator.

Gugatan tersebut, yang diajukan oleh penulis Andrea Bartz, Charles Graeber, dan Kirk Wallace Johnson, menuduh Anthropic mengunduh sekitar 465.000 buku dari sumber tidak sah seperti Library Genesis (LibGen) dan Pirate Library Mirror (PiLiMi) untuk melatih model bahasa Claude. Sebagai bagian dari penyelesaian yang memerlukan persetujuan pengadilan, Anthropic berkomitmen untuk memusnahkan semua salinan buku bajakan yang digunakan dalam pelatihan dan menghentikan penggunaan materi tidak sah untuk pengembangan AI di masa mendatang.

Penyelesaian ini dilaporkan sebagai pemulihan hak cipta terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah AS, menetapkan preseden signifikan bagi industri AI mengenai kepatuhan terhadap undang-undang hak cipta dan praktik akuisisi data. Kasus ini menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung mengenai legalitas penggunaan materi berhak cipta untuk melatih sistem AI. Meskipun putusan awal pada Juni 2025 menyatakan bahwa pelatihan chatbot AI dengan buku berhak cipta tidak melanggar hukum, pengadilan juga menemukan bahwa Anthropic secara keliru memperoleh jutaan buku melalui situs bajakan.

Jika tidak mencapai penyelesaian, Anthropic berpotensi menghadapi kerugian finansial yang jauh lebih besar, bahkan dapat membahayakan kelangsungan operasional perusahaan. Penyelesaian ini tidak hanya memberikan kompensasi finansial kepada para penulis, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada perusahaan AI mengenai pentingnya menghormati hak cipta. Hal ini mengindikasikan potensi pergeseran dalam metode pelatihan model AI, mendorong perusahaan untuk mencari dataset yang lebih sah dan etis.

Dampak dari kasus ini diperkirakan akan terasa di seluruh industri AI global, berpotensi memicu litigasi lebih lanjut dan pengawasan peraturan yang lebih ketat, yang dapat memengaruhi kecepatan dan biaya pengembangan AI. Lebih lanjut, kasus ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi industri kreatif dalam beradaptasi dengan kemajuan pesat teknologi AI. Perdebatan mengenai konsep 'penggunaan wajar' (fair use) versus pelanggaran hak cipta tetap menjadi inti dari perselisihan ini, dengan pengadilan yang terus berupaya menyeimbangkan inovasi teknologi dengan perlindungan hak kekayaan intelektual.

Penyelesaian ini juga memicu diskusi yang lebih luas tentang masa depan pengumpulan data untuk pelatihan AI. Perusahaan AI kini dihadapkan pada kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang lebih transparan dan patuh hukum dalam mengumpulkan data, yang mungkin melibatkan perjanjian lisensi yang lebih ketat dengan pemegang hak cipta. Hal ini dapat mendorong model bisnis baru dan kolaborasi antara perusahaan teknologi dan industri kreatif. Secara keseluruhan, penyelesaian Anthropic ini merupakan tonggak sejarah yang menggarisbawahi pentingnya integritas data dan kepatuhan hukum dalam pengembangan AI, sekaligus memberikan harapan bagi para kreator untuk mendapatkan pengakuan dan kompensasi yang layak atas karya mereka di era digital yang terus berkembang.

Sumber-sumber

  • PublishersWeekly.com

  • Financial Times

  • Associated Press

  • Reuters

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.