Tradisi Kuliner Musiman Kastanye Kembali Menjadi Sorotan
Diedit oleh: Olga Samsonova
Kastanye, yang dikenal secara internasional sebagai chestnut, kembali menarik perhatian sebagai sumber pangan yang serbaguna dan kaya nutrisi. Buah ini menawarkan kombinasi unik serat, Vitamin C, serta antioksidan esensial, menjadikannya pilihan yang bijak untuk mendukung vitalitas tubuh. Secara historis, kastanye telah lama menjadi bagian penting dari perayaan musiman di berbagai belahan dunia, sebuah tradisi yang kini menemukan relevansinya kembali dalam kancah kuliner modern.
Beragam olahan kastanye menunjukkan fleksibilitasnya dalam dunia kuliner. Salah satu kreasi manis adalah Kesten pire, atau bubur kastanye, yang dibuat melalui proses pemanggangan atau perebusan, diikuti pengupasan cermat, lalu diblender hingga halus bersama gula pemanis. Sentuhan akhir berupa sedikit rum atau amaretto dapat ditambahkan untuk memperkaya aromanya. Kreasi menarik lainnya adalah Kesten štangice atau batang kastanye, yang terdiri dari lapisan dasar biskuit, krim lembut dari bubur kastanye, mentega, dan krim kocok, ditutup dengan lapisan glasir cokelat.
Pesona kastanye tidak terbatas pada hidangan penutup. Sebagai contoh, Velouté de châtaigne merepresentasikan sisi gurih buah ini sebagai sup kastanye kental. Sup ini sering disajikan sebagai hidangan pembuka dalam perayaan liburan tradisional Prancis, membuktikan kemampuan adaptasi kastanye dalam berbagai palet rasa. Selain itu, cara pengolahan lain seperti selai melibatkan pemanggangan sekitar 15 hingga 20 menit pada suhu 200 derajat Celsius, kemudian direbus bersama gula dan air selama 25 hingga 35 menit hingga cairan menguap.
Dari perspektif nutrisi, kastanye diperkaya dengan kalium yang berperan penting dalam menjaga kestabilan tekanan darah dan mendukung fungsi jantung. Kandungan Vitamin B6 di dalamnya juga mendukung fungsi saraf dan meningkatkan kemampuan kognitif otak. Keunggulan lainnya adalah kastanye dikenal bebas gluten, menjadikannya alternatif aman bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap gluten atau penyakit celiac. Mengonsumsi sumber daya alam kaya gizi ini mendukung alur energi tubuh agar tetap seimbang dan berdaya.
Sumber-sumber
Net.hr
Index.hr
Index.hr
Net.hr
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
