Oman semakin mengintegrasikan teknologi dan inovasi untuk memperluas dan mendiversifikasi sektor pertaniannya, dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan secara berkelanjutan. Pendekatan ini berfokus pada penerapan pertanian presisi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan alat berbasis teknologi lainnya untuk meningkatkan hasil pertanian sambil meminimalkan penggunaan air dan input lainnya.
Saud Hamoud Al Habsi, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Sumber Daya Air Oman, menyoroti strategi berbasis teknologi ini dalam wawancara terbaru. Ia menjelaskan bahwa strategi pertanian Oman untuk lima hingga sepuluh tahun ke depan memprioritaskan penguatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produksi tanaman, peningkatan jumlah ternak, dan pengembangan budidaya perikanan. Diversifikasi tanaman bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Oman di tingkat regional, praktik pertanian modern seperti pertanian presisi dan metode berkelanjutan diterapkan untuk meningkatkan hasil dan mengurangi biaya input. Selain itu, pengembangan sistem keamanan pangan dan peningkatan fasilitas pengolahan makanan akan meningkatkan nilai produk sambil meminimalkan pemborosan dan kerugian pangan. Pasar ekspor dikembangkan melalui sertifikasi kualitas, pemasaran yang tepat, dan kolaborasi dengan badan perdagangan untuk memastikan produk Oman memenuhi standar internasional.
Pertanian presisi adalah metode pertanian modern yang menggunakan teknologi canggih untuk memantau, mengukur, dan merespons variasi di lapangan, dengan tujuan mengoptimalkan produktivitas sambil mengurangi pemborosan dan dampak lingkungan. Ini melibatkan alat seperti traktor dan harvester yang dipandu GPS, sensor tanah dan tanaman, drone dan pencitraan udara, pemantauan satelit, dan perangkat lunak manajemen pertanian berbasis AI.
Menurut Al Habsi, teknologi dan inovasi adalah "kekuatan transformatif" yang meningkatkan produktivitas dan manajemen sumber daya. "Pertanian presisi, dengan alat seperti GPS, sensor IoT, dan drone, memungkinkan pemantauan real-time terhadap kesehatan tanah, kondisi tanaman, dan penggunaan air—mengoptimalkan aplikasi input penting. Sistem irigasi canggih, seperti irigasi pintar dan tetes, membantu menghemat air, mendukung keberlanjutan lingkungan, yang merupakan salah satu pilar dari Visi Oman 2040," katanya.
Visi 2040 menargetkan penguatan signifikan sektor pertanian dan ketahanan pangan dengan meningkatkan kemandirian pangan dari sekitar 48% menjadi 70%, memperluas lahan pertanian dari 544 km² menjadi 1.044 km², dan mempromosikan produksi tanaman bernilai tinggi. Strategi ini menekankan penggunaan air secara berkelanjutan, menargetkan peningkatan ketersediaan air sebesar 40%, dan mendukung adopsi teknologi modern, pertanian presisi, dan layanan pertanian digital.
Kementerian, bersama dengan berbagai perusahaan publik yang berfokus pada pertanian dan pangan, telah membuat kemajuan signifikan dalam memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan ini. "Tanaman yang tahan iklim dan teknik pertanian inovatif, seperti hidroponik dan budidaya di rumah kaca, diperkenalkan untuk memaksimalkan hasil dengan sumber daya terbatas. Analitik data dan alat AI membantu petani membuat keputusan yang tepat berdasarkan tren pasar, kesehatan tanaman, dan prediksi cuaca. Bioteknologi pertanian, seperti kultur jaringan, meningkatkan hasil tanaman dan ketahanan terhadap penyakit. Integrasi teknologi ini meningkatkan produktivitas dan memastikan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh," kata Al Habsi.
Salah satu contoh utama dari pertanian presisi di Oman adalah Proyek Penanaman Satu Juta Pohon Kurma, yang memanfaatkan citra satelit, GIS, dan AI untuk mengoptimalkan budidaya pohon kurma. Data yang dikumpulkan melalui sensor dan drone dianalisis menggunakan teknologi AI/ML untuk mendeteksi masalah seperti infestasi hama, memungkinkan intervensi yang tepat sasaran. Hal ini telah mengarah pada peningkatan produksi dan kualitas kurma.