Pada tahun 2025, keripik telah mengalami transformasi signifikan, beralih dari jajanan pinggir jalan menjadi komponen kuliner yang dihargai dalam dunia gastronomi. Evolusi ini mencerminkan pergeseran tren kuliner yang mengutamakan inovasi rasa dan tekstur.
Koki-koki ternama kini mengintegrasikan keripik ke dalam kreasi menu mereka. Contohnya, Chef Céline Bracke menggunakan keripik panggang dalam hidangan beef carpaccio, menambahkan elemen renyah yang disukai para tamu. Penggunaan keripik dalam hidangan seperti ini menunjukkan bagaimana elemen sederhana dapat diangkat menjadi komponen mewah dalam masakan kelas atas.
Industri keripik terus berinovasi untuk memenuhi permintaan konsumen akan pilihan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Varian seperti keripik ubi jalar dan singkong semakin populer, sejalan dengan kesadaran kesehatan yang meningkat. Metode pemanggangan kini sering menggantikan penggorengan, dan beberapa produk diperkaya dengan protein dan serat, menegaskan komitmen industri terhadap nutrisi yang lebih baik.
Tren ini sejalan dengan pasar keripik kentang global yang diproyeksikan tumbuh signifikan. Pasar ini diperkirakan akan mencapai angka antara US$45,757 miliar pada tahun 2025 dan US$76,82 miliar pada tahun 2030, dengan proyeksi pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) antara 3,75% hingga 6,44% tergantung pada laporan. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan konsumen akan rasa yang lebih beragam dan unik, serta meningkatnya pendapatan dan urbanisasi.
Ke depan, keripik diprediksi akan terus memperluas jangkauannya dalam dunia kuliner. Para koki bereksperimen dengan profil rasa baru yang terinspirasi dari masakan global, serta eksplorasi metode persiapan yang unik. Kemampuan keripik untuk beradaptasi dan berinovasi dalam hal rasa, tekstur, dan manfaat kesehatan mengukuhkan posisinya sebagai elemen serbaguna dalam lanskap kuliner modern. Perkembangan ini juga mencakup inovasi dalam bahan-bahan alternatif dan praktik berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku dari sisa makanan atau sayuran yang kurang sempurna, menunjukkan kesadaran yang berkembang terhadap dampak lingkungan dalam industri makanan.