Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah mengembangkan printer 3D inovatif bernama FOODres.AI Printer, yang mampu mengubah sisa makanan rumah tangga menjadi berbagai barang fungsional sehari-hari. Inisiatif ini merupakan respons terhadap masalah sampah makanan yang signifikan di Amerika Serikat, di mana jutaan ton makanan dibuang oleh rumah tangga setiap tahunnya.
Teknologi ini memproses berbagai jenis sisa makanan, mulai dari kulit pisang hingga ampas kopi, mengubahnya menjadi pasta bioplastik yang dapat dicetak. Pasta ini kemudian digunakan untuk menciptakan produk seperti mug, tatakan gelas, dan wadah lainnya, yang tidak hanya mengurangi volume sampah tetapi juga mendorong praktik keberlanjutan. Printer ini dirancang agar mudah digunakan, bahkan bagi pemula dalam pencetakan 3D, dengan panduan AI yang memungkinkan kustomisasi berdasarkan jenis sampah makanan yang tersedia.
Di Amerika Serikat, sampah makanan menyumbang sekitar 35% dari total sampah rumah tangga. Pada tahun 2023, sampah makanan di negara tersebut mencapai titik tertinggi dalam empat tahun, menyumbang 4% dari emisi gas rumah kaca secara keseluruhan dan mengakibatkan hilangnya 120 miliar makanan. Nilai ekonomi dari sampah makanan yang terbuang di AS diperkirakan mencapai $218 miliar, setara dengan 130 miliar porsi makanan. Dampak lingkungan dari sampah makanan ini setara dengan polusi karbon dioksida tahunan dari 42 pembangkit listrik tenaga batu bara.
Tim di balik FOODres.AI Printer, yang terdiri dari lulusan MIT Biru Cao dan Yiqing Wang, menggabungkan kecerdasan buatan, analisis material real-time, dan teknologi pencetakan 3D berbasis ekstrusi. Melalui aplikasi seluler yang terhubung, pengguna dapat memindai sisa makanan mereka menggunakan kamera ponsel. Model deteksi objek AI mengidentifikasi jenis makanan dan menyarankan resep pencetakan yang sesuai dengan sifat materialnya, menghasilkan pasta bioplastik yang kemudian dicetak menjadi objek yang diinginkan, mulai dari desain standar hingga model kustom.
Inovasi ini menawarkan solusi praktis untuk masalah sampah makanan di tingkat rumah tangga dan berpotensi mengubah persepsi kita terhadap limbah. Dengan melihat sisa makanan sebagai sumber daya berharga, teknologi ini mendorong terciptanya ekonomi sirkular lokal, di mana sampah dapur diubah kembali menjadi produk bermanfaat sebelum berakhir di tempat pembuangan akhir.