Koleksi Musim Semi/Musim Panas 2026 Lanvin, yang diperagakan di Pekan Mode Paris, merupakan penghormatan mendalam terhadap semangat transformatif tahun 1920-an. Direktur Artistik Peter Copping dengan mahir menafsirkan kembali warisan Jeanne Lanvin melalui perspektif kontemporer, menghadirkan 60 siluet yang memukau.
Koleksi ini menampilkan jaket berkerah tinggi dan gaun off-the-shoulder, yang dilengkapi dengan lini tas tangan baru yang elegan. Siluet juga mencakup gaun berpinggang rendah dan rok penuh, mengingatkan pada "robe de style" Jeanne Lanvin yang terkenal, yang merupakan referensi ke gaun bersejarah abad ke-17 dan ke-18. Gaya ini, yang dicirikan oleh potongan yang longgar dan penekanan pada feminitas, menjadi alternatif dari tren mode yang lebih kaku pada tahun 1920-an. Detail rumit pada bagian belakang pakaian, seperti blus sutra yang dihiasi kancing dan pita, menjadi sorotan, membangkitkan estetika khas Alber Elbaz yang dikenal karena sentuhan femininnya yang halus. Suasana peragaan busana semakin diperkaya dengan iringan musik yang dipilih secara cermat: sebuah remix dari lagu "Fade to Grey" oleh Visage, yang membangkitkan nuansa era tersebut.
Visi Copping berhasil memadukan kode-kode historis Lanvin dengan kepekaan modern, menekankan detail tak terduga dan keanggunan yang halus. Koleksi ini terinspirasi oleh gerakan Art Deco, sebuah gerakan yang sangat terkait dengan Jeanne Lanvin. Latar belakang biru yang mencolok, yang merupakan warna favorit pendiri merek, semakin memperkuat hubungan dengan masa lalu rumah mode tersebut.
Peter Copping, yang memulai debutnya di Lanvin pada Januari 2025, kini memasuki tahun keduanya dengan visi yang lebih berani. Koleksi terbarunya ini tidak hanya merayakan warisan Lanvin sebagai rumah mode haute couture Prancis tertua yang masih beroperasi, tetapi juga mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. Detail seperti lapisan kain yang ditempatkan di luar dan jaket yang didekonstruksi menyoroti proses penjahitan yang inheren, sebuah penghormatan terhadap keahlian rumah mode tersebut.
Pita grosgrain, yang secara tradisional digunakan untuk menopang struktur pakaian haute couture, kini dibiarkan menjuntai sebagai ornamen dekoratif, menambah sentuhan kelembutan yang khas. Koleksi ini juga menampilkan palet warna biru yang kaya, mulai dari rona langit yang ringan hingga biru cerulean yang hidup dan biru keabuan yang muram, yang diselingi dengan sentuhan warna merah dan hijau limau.
Jeanne Lanvin sendiri adalah seorang visioner dan mendirikan rumah modenya pada tahun 1889. Warisannya terus hidup, dengan Alber Elbaz, yang memimpin Lanvin selama 14 tahun, berhasil menghidupkan kembali merek tersebut dari tidur panjangnya dengan sentuhan klasik yang feminin. Koleksi SS26 ini, dengan fokus pada detail yang cermat dan siluet yang mengalir, menunjukkan bagaimana masa lalu dapat diinterpretasikan kembali untuk menciptakan sesuatu yang segar dan relevan bagi masa kini, sebuah bukti abadi dari keanggunan dan inovasi Lanvin.