Sebuah letusan matahari berkekuatan tinggi, diklasifikasikan sebagai kelas M2.0, telah tercatat pada hari Kamis, 9 Oktober 2025, tepat pukul 12:31 Waktu Universal Terkoordinasi (UTC). Peristiwa kosmik ini, yang didokumentasikan oleh para ahli di Laboratorium Fisika Matahari Institut Penelitian Antariksa Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAN), merupakan pelepasan energi paling substansial yang diamati sejak tanggal 30 September 2025, di mana saat itu tercatat impuls M2.7. Para ilmuwan mengonfirmasi bahwa lokasi terjadinya suar ini berada di tepi barat piringan matahari, yang berarti arahnya menjauhi Bumi.
Analisis cepat dilakukan oleh perwakilan dari Institut Penelitian Antariksa RAN dan Institut Fisika Bumi-Matahari Cabang Siberia RAN (SO RAN). Kesimpulan mereka menunjukkan bahwa dalam waktu dekat, gangguan geomagnetik signifikan yang berpotensi mengacaukan proses normal di Bumi tidak diperkirakan akan terjadi. Meskipun tidak ada ancaman langsung yang teridentifikasi terhadap magnetosfer planet kita, pendaftaran suar M2.0 ini tetap menyoroti peningkatan drastis aktivitas Matahari. Bintang kita kini sedang bergerak mendekati puncak siklus alaminya.
Suar matahari, yang didefinisikan sebagai letusan energi mendadak, diklasifikasikan menggunakan skala A hingga X, di mana kelas M sudah dikategorikan sebagai kuat. Suar M2.0 ini merupakan yang terbesar yang tercatat sejak akhir September. Para peneliti juga mencatat sebuah detail menarik: karena posisinya yang berada di tepi piringan, bahkan hampir di luar batas pandangan langsung, lontaran plasma berhasil diabadikan dari sudut pandang yang sangat menguntungkan. Fenomena ini digambarkan sebagai pemandangan yang “sangat indah” oleh para ilmuwan.
Dalam konteks yang lebih luas, meskipun energi suar tidak mengarah langsung ke Bumi, penting untuk memahami keterkaitan erat antara cuaca antariksa dan sistem teknologi di Bumi. Selama periode aktivitas matahari yang tinggi, risiko terhadap sistem satelit, navigasi GPS, dan jaringan listrik darat meningkat signifikan akibat arus geomagnetik terinduksi. Peristiwa yang terjadi pada 9 Oktober 2025 ini berfungsi sebagai pengingat tegas bahwa stabilitas infrastruktur teknologi modern kita sangat bergantung pada keseimbangan harmonis di Tata Surya.
Prakiraan cuaca antariksa untuk hari-hari mendatang, khususnya untuk tanggal 10 Oktober 2025, menjanjikan lingkungan geomagnetik yang tenang dengan probabilitas gangguan yang rendah. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa pada awal Oktober sebelumnya telah terdeteksi tanda-tanda kedatangan plasma matahari. Para ilmuwan terus memantau dan mencatat setiap impuls, memastikan ketersediaan informasi yang diperlukan agar kita tetap waspada terhadap dinamika kosmik yang terus berubah.