Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Metabolism menunjukkan bahwa penurunan kadar asam amino sistina dapat memicu konversi lemak putih menjadi lemak coklat, yang membakar kalori untuk menghasilkan panas. Penemuan ini, yang melibatkan peneliti dari Pennington Biomedical Research Center, menunjukkan bahwa sistina memainkan peran penting dalam regulasi berat badan dan metabolisme.
Penelitian ini, yang dilakukan pada model hewan dan manusia, menemukan bahwa ketika partisipan membatasi asupan kalori, kadar sistina dalam lemak putih mereka berkurang. Penurunan sistina ini memicu sel lemak putih untuk bertransformasi menjadi sel lemak coklat. Lemak coklat lebih aktif secara metabolik dan membakar energi, yang berkontribusi pada penurunan berat badan.
Dalam eksperimen pada tikus, pembatasan sistina secara total menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, peningkatan pembakaran lemak, dan pencoklatan sel lemak. Temuan ini menunjukkan bahwa memodulasi kadar sistina dapat menawarkan strategi baru untuk manajemen berat badan yang tidak hanya bergantung pada pengurangan asupan kalori.
Dr. Krisztian Stadler dari Pennington Biomedical Research Center menekankan bahwa sistina juga penting untuk keseimbangan redoks dan jalur redoks dalam biologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan berat badan di masa depan mungkin tidak hanya bergantung pada pengurangan asupan kalori, tetapi juga pada penargetan kadar sistina.
Meskipun hasilnya menjanjikan, para peneliti memperingatkan bahwa sistina sangat penting untuk banyak fungsi kritis dalam tubuh. Pengurangan sistina yang berlebihan dapat menimbulkan konsekuensi berbahaya. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum temuan ini dapat diterjemahkan menjadi perawatan medis.