Sebuah penemuan luar biasa di lereng Dataran Tinggi Golan, Israel, telah mengungkap kekayaan terpendam dari masa lalu: tumpukan kepingan emas berusia hampir 1.400 tahun yang disembunyikan di tengah gejolak sejarah.
Ditemukan oleh seorang pencari logam, Edie Lipsman, di dekat reruntuhan kuno Hippos (Sussita), harta karun ini terdiri dari 97 keping koin emas dan perhiasan rumit yang diperkirakan terkubur pada tahun 614 Masehi, saat invasi Kekaisaran Sasaniyah. Penemuan ini merupakan salah satu dari lima timbunan emas terbesar dari era Bizantium yang pernah ditemukan di wilayah tersebut, menurut arkeolog Michael Eisenberg. Tim arkeolog dari Universitas Haifa telah meneliti situs ini selama 26 tahun. Keberadaan perhiasan bersama dengan koin menambah nilai numismatik dan historis temuan ini, memberikan gambaran yang lebih kaya tentang pemiliknya yang kemungkinan besar adalah individu yang kaya raya. Perhiasan tersebut mencakup anting-anting bertatahkan mutiara dan batu semi mulia, menunjukkan keahlian artistik dan kekayaan pada masa itu.
Beberapa koin masih menunjukkan sisa-sisa kain, menandakan bahwa mereka dibungkus dengan hati-hati sebelum disembunyikan, sebuah tindakan yang mencerminkan ketakutan dan ketidakpastian di masa genting. Koin-koin yang ditemukan dalam timbunan ini berasal dari masa pemerintahan Kaisar Yustinus I (518-527 M) hingga awal masa pemerintahan Heraclius (610-641 M). Di antara temuan berharga tersebut terdapat tremissis langka yang dicetak di Siprus pada tahun 610 M, bertepatan dengan masa pemberontakan terhadap Kaisar Phocas. Periode awal abad ke-7 memang ditandai dengan banyak penimbunan koin secara darurat, baik dalam emas maupun perunggu, karena penduduk menyimpan harta benda mereka di tengah ancaman invasi.
Sejarah mencatat bahwa Hippos sendiri menjadi saksi invasi pada abad ke-7. Pada tahun 614 M, Kekaisaran Sasaniyah menaklukkan Palestina Bizantium, mendorong penduduk untuk menyembunyikan barang berharga mereka. Sekitar 636 M, pasukan Muslim memasuki wilayah ini, yang akhirnya berkontribusi pada kemunduran Hippos. Danny Syon, seorang numismatis yang terlibat dalam penggalian, menekankan bahwa penemuan ini memberikan lapisan pemahaman yang penting mengenai sejarah politik dan ekonomi pada periode Bizantium.
Harta karun ini bukan hanya sekadar kumpulan logam mulia, tetapi juga sebuah jendela yang membuka pandangan ke dalam kondisi sosial dan ekonomi pada masa itu, serta pengingat akan sifat kekayaan yang bisa berubah dalam sekejap. Penemuan serupa, seperti 44 koin emas Bizantium yang ditemukan di Banias pada tahun 2022, juga menunjukkan pola penyembunyian harta benda di masa genting sebelum penaklukan Muslim, menegaskan bahwa tindakan menyembunyikan kekayaan adalah respons umum terhadap ancaman perang pada abad ke-7. Selain itu, penemuan harta karun emas di Bulgaria yang berasal dari masa Kaisar Yustinianus I (527-565 M) menunjukkan bahwa praktik menyembunyikan koin emas sebagai tindakan pengamanan terhadap potensi perampokan atau konflik adalah hal yang umum terjadi di berbagai wilayah Kekaisaran Bizantium. Harta karun di Hippos ini menjadi bukti nyata bagaimana peristiwa sejarah membentuk keputusan individu dan meninggalkan jejak yang dapat kita pelajari ribuan tahun kemudian.