Portugal menghadapi krisis kebakaran hutan yang parah musim panas ini, dengan lebih dari 216.000 hektar lahan telah dilalap api. Angka ini lebih dari dua kali lipat area yang terdampak pada periode yang sama di tahun 2024, menunjukkan peningkatan aktivitas kebakaran yang signifikan.
Kondisi cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas berkepanjangan dan angin kencang, telah menciptakan lingkungan yang sangat rentan terhadap kobaran api. Kebakaran yang menghancurkan ini telah merenggut nyawa setidaknya dua orang. Mantan walikota Carlos Damaso meninggal saat memadamkan api di parokinya, dan petugas pemadam kebakaran Daniel Bernardo Agrelo tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat menuju lokasi kebakaran.
Saat ini, sekitar 2.600 petugas pemadam kebakaran, didukung oleh 20 pesawat, terlibat dalam upaya pemadaman api yang meluas. Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa telah diaktifkan, memfasilitasi pengerahan sumber daya udara dari Swedia dan Maroko untuk memperkuat upaya nasional. Mekanisme ini telah diaktifkan sebanyak 16 kali musim panas ini, menyamai jumlah total aktivasi untuk seluruh musim kebakaran 2024.
Data dari Institute for Nature Conservation and Forests (ICNF) menunjukkan bahwa antara 14 dan 17 Agustus saja, kebakaran hutan melalap 96.200 hektar, yang merupakan 56% dari total tahun ini. Sejak awal tahun, Portugal telah mencatat 6.378 kebakaran, menjadikan area yang terbakar sebagai yang terbesar kedua sejak 2017. Situasi ini mencerminkan tren yang mengkhawatirkan di seluruh Eropa, di mana kombinasi perubahan iklim dan faktor-faktor seperti pengabaian lahan pedesaan serta pengelolaan hutan yang tidak memadai berkontribusi pada peningkatan risiko kebakaran.
Upaya pemadaman kebakaran terus dilakukan dengan dukungan internasional, menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi pencegahan dan pengelolaan hutan jangka panjang yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan yang terus berkembang ini.