Kebakaran Hutan Iberia: Dampak Perubahan Iklim yang Semakin Parah

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Studi terbaru dari World Weather Attribution (WWA) mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah secara signifikan meningkatkan kemungkinan terjadinya gelombang panas ekstrem dan kebakaran hutan di Semenanjung Iberia pada tahun 2025. Fenomena ini membuat peristiwa tersebut 40 kali lebih mungkin terjadi, dengan intensitas sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan dengan era pra-industri.

Musim panas 2025 menjadi salah satu musim kebakaran hutan paling merusak dalam catatan sejarah Semenanjung Iberia. Spanyol dan Portugal menghadapi kehancuran luar biasa, dengan lebih dari 640.000 hektar lahan musnah, yang setara dengan dua pertiga dari total area terbakar di seluruh Eropa. Tragedi ini merenggut setidaknya delapan nyawa dan memaksa lebih dari 35.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

Analisis WWA menunjukkan bahwa tanpa perubahan iklim, peristiwa cuaca ekstrem semacam ini diperkirakan hanya terjadi sekali dalam 500 tahun. Namun, dengan pemanasan global yang terus berlanjut, kejadian serupa kini diproyeksikan terjadi setiap 15 tahun. Para ahli menekankan urgensi penerapan praktik pengelolaan lahan yang lebih baik, termasuk penggembalaan, pembakaran terkontrol, dan pembersihan vegetasi, sebagai langkah mitigasi krusial untuk mengurangi risiko kebakaran di masa depan.

Menanggapi eskalasi frekuensi dan intensitas bencana ini, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, telah mengusulkan rencana 10 poin yang berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim. Rencana ini juga mencakup koordinasi yang erat dengan negara tetangga, Portugal dan Prancis, menegaskan kembali kebutuhan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan guna meminimalkan dampak gelombang panas dan kebakaran hutan di masa mendatang.

Studi sebelumnya pada tahun 2022 mencatat bahwa Spanyol menyumbang 35% dari total area terbakar dalam kebakaran hutan di Eropa, dengan sekitar 267.000 hektar lahan hangus, menjadikannya tahun terburuk sejak 1994. Hal ini menunjukkan pola peningkatan risiko yang konsisten. Para pakar telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim mendorong suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih rendah, menciptakan kondisi yang matang untuk kebakaran hutan yang lebih sering dan ganas. Di Portugal, masalah pengelolaan lahan yang buruk, di mana petak tanah tradisional yang ditinggalkan pemiliknya dapat menjadi pemicu kebakaran, telah diidentifikasi sebagai inti masalah selain perubahan iklim. Upaya pencegahan, patroli intensif, dan penegakan hukum yang lebih ketat juga ditekankan sebagai elemen penting dalam strategi mitigasi.

Sumber-sumber

  • www.kleinezeitung.at

  • AP News

  • Reuters

  • Euronews

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.