Pada akhir September 2025, Samudra Atlantik menjadi lokasi sebuah peristiwa meteorologi yang jarang terjadi: interaksi antara Badai Humberto dan Badai Imelda melalui Efek Fujiwhara.
Fenomena ini terjadi ketika dua badai siklon yang berdekatan, dalam jarak kurang dari 805 km satu sama lain, mulai bergerak mengelilingi satu titik pusat bersama. Efek Fujiwhara, yang pertama kali didokumentasikan oleh ahli meteorologi Jepang Sakuhei Fujiwhara pada tahun 1921, menggambarkan bagaimana dua sistem siklon yang berputar dalam arah yang sama dapat saling memengaruhi. Interaksi ini dapat menyebabkan salah satu badai menyerap yang lain, atau mengakibatkan pergeseran besar pada jalur dan intensitas mereka.
Analisis data menunjukkan bahwa pada tanggal 30 September 2025, pengaruh Badai Humberto secara efektif mengarahkan Badai Imelda menjauh dari garis pantai Amerika Serikat, mencegah potensi dampak langsung. Model cuaca awalnya mengindikasikan jalur potensial Imelda menuju Carolina, tetapi efek Fujiwhara mengalihkan badai tersebut ke laut. Meskipun kedua badai tersebut akhirnya mereda pada 1 Oktober 2025, interaksi mereka menjadi catatan penting dalam musim badai Atlantik tahun 2025. Meskipun efek Fujiwhara lebih sering diamati di Pasifik karena frekuensi siklon yang berdekatan lebih tinggi, ini adalah kejadian yang lebih jarang di Atlantik di mana badai cenderung lebih tersebar. Contoh Atlantik sebelumnya termasuk Badai Iris yang menyerap Badai Humberto pada tahun 1995 dan interaksi Badai Tropis Philippe dan Rina pada tahun 2023. Peristiwa ini menyoroti sifat dinamis dan terkadang tak terduga dari sistem cuaca.
Dinamika efek Fujiwhara bergantung pada ukuran dan kekuatan badai yang berinteraksi. Biasanya, badai yang lebih besar atau lebih kuat mendominasi, berpotensi menyerap yang lebih lemah. Jika badai memiliki kekuatan yang sebanding, mereka mungkin mengelilingi satu sama lain sebelum menyimpang. Dalam kasus yang jarang terjadi, dua badai dapat bergabung menjadi satu siklon yang lebih kuat. Interaksi antara Humberto dan Imelda menunjukkan interaksi kompleks ini, dengan Humberto awalnya memengaruhi jalur Imelda sebelum Imelda akhirnya menguat dan mulai menyerap energi Humberto. Studi lebih lanjut mengenai Efek Fujiwhara mengungkapkan bahwa interaksi semacam ini tidak hanya memengaruhi lintasan badai, tetapi juga dapat memodifikasi struktur internalnya, termasuk kecepatan angin dan pola curah hujan. Para ilmuwan terus mempelajari fenomena ini untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca, terutama di wilayah yang rentan terhadap badai tropis. Kejadian Humberto dan Imelda juga mengingatkan akan kekuatan alam yang luar biasa dan bagaimana elemen-elemen yang tampaknya terpisah dapat saling terhubung dan memengaruhi dalam skala global.