Sebuah bongkahan es masif telah terlepas dari Gletser Brueggen, yang juga dikenal sebagai Gletser Pio XI, di ujung selatan Chili. Gletser ini merupakan gletser terbesar di Amerika Selatan dan bagian dari Lapangan Es Patagonia Selatan, dengan panjang sekitar 66 kilometer, menjadikannya gletser terpanjang di Belahan Bumi Selatan di luar Antartika. Peristiwa ini menjadi pengingat nyata akan dampak perubahan iklim global yang terus berlangsung.
Gletser Brueggen, seperti banyak gletser lainnya di seluruh dunia, telah menjadi subjek pemantauan intensif oleh para ilmuwan. Perubahan ukuran gletser ini sangat terkait dengan peningkatan suhu bumi akibat pemanasan global. Fenomena serupa terjadi di belahan bumi lain, seperti gunung es A23a, yang merupakan gunung es terbesar di dunia, mengalami penurunan luas permukaan hingga 20% setelah sebuah fragmen es besar pecah darinya. Gunung es A23a saat ini berada sekitar 130 kilometer utara Pulau South Georgia dan diprediksi akan terus bergerak ke utara, terurai di bawah pengaruh angin dan arus laut lokal. Para ilmuwan memperkirakan peningkatan suhu air laut dan datangnya musim semi di belahan Bumi selatan akan mempercepat kehancuran A23a menjadi potongan-potongan yang terlalu kecil untuk dipantau lebih lanjut.
Pecahnya gunung es raksasa bukanlah fenomena yang terisolasi. Laporan menyebutkan bahwa gunung es raksasa lainnya yang berukuran hampir seluas London Raya juga pecah dari Beting Es Brunt di Antartika pada Januari 2023. Perubahan iklim telah memicu destabilisasi gletser di berbagai belahan dunia, termasuk di Patagonia, Chili. Ilmuwan iklim Raul Cordero dari Universitas Santiago menyatakan bahwa gelombang panas dan presipitasi cair yang intens, yang keduanya semakin sering terjadi di seluruh planet, menjadi pemicu runtuhnya gletser. Ia menambahkan bahwa "sungai atmosfer" yang membawa udara hangat dan lembap juga berkontribusi pada fenomena ini.
Fenomena mencairnya gletser di Patagonia tidak hanya berdampak pada ukuran es itu sendiri, tetapi juga memengaruhi lapisan bumi di bawahnya. Peningkatan suhu yang menyebabkan gletser mencair dengan cepat juga mengakibatkan lapisan bumi terangkat ke atas dalam proses yang dikenal sebagai penyesuaian isostatik glasial. Fenomena ini terjadi lebih cepat dari kecepatan yang seharusnya, menunjukkan betapa dinamisnya perubahan yang terjadi di wilayah tersebut. Peristiwa pecahnya Gletser Brueggen ini menjadi sebuah pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Perubahan yang terjadi pada sistem gletser di Amerika Selatan dan Antartika menyoroti kebutuhan mendesak untuk penelitian lebih lanjut dan tindakan nyata dalam mengatasi krisis iklim global. Kesadaran akan keterhubungan antara aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan alam menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih lestari.