Selama beberapa dekade, pemburu di Papua Nugini menceritakan kisah tentang tikus besar dan berbulu lebat. Tikus ini, yang dikenal sebagai Mallomys istapantap, dikatakan seukuran kucing rumah. Para ilmuwan tidak pernah mengkonfirmasi keberadaannya sampai baru-baru ini.
Sebuah ekspedisi menghabiskan enam bulan di medan yang menantang di Papua Nugini. Tim memasang kamera antara 3.200 dan 3.700 meter. Kamera-kamera ini menangkap foto dan video liar pertama dari tikus wol subalpin.
Gambar-gambar itu mengungkapkan tikus itu berjalan di sepanjang batang pohon berlumut di malam hari. Tim juga menemukan bekas cakaran di pohon dan pintu masuk liang. Ini menegaskan bahwa legenda itu memang nyata.
Tikus itu membentang 84 cm dari hidung ke ekor dan beratnya sekitar 2 kg. Ia memiliki bulu lebat untuk kehangatan dan kaki besar untuk menavigasi tanah lunak. Makanan tikus terdiri dari daun, biji, dan buah hutan.
Ekspedisi ini mengandalkan teknologi dan pengetahuan lokal. Pemburu asli membantu menemukan hewan. Upaya bersama mereka mendokumentasikan 61 spesies mamalia bukan terbang.
Penemuan ini menyoroti betapa banyak yang masih belum diketahui tentang daerah tropis alpine. Gambar-gambar baru memberikan wajah untuk kampanye konservasi. Mereka mengingatkan kita tentang keajaiban yang belum ditemukan di wilayah ini.