Teknologi Drone Merevolusi Pengawasan Satwa Liar Australia dengan Pendekatan Minim Gangguan
Diedit oleh: Olga Samsonova
Teknologi wahana udara nirawak atau drone kini secara mendasar mengubah lanskap penelitian satwa liar di Australia. Pendekatan ini menawarkan cara yang sangat minim gangguan untuk mengumpulkan data penting mengenai populasi yang rentan, seperti anjing laut dan paus, sebuah kemajuan yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan alam. Kemampuan non-invasif ini sangat dihargai, terutama karena populasi satwa terancam menyusut akibat fragmentasi habitat, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.
Sebuah tinjauan komprehensif yang dilakukan oleh Monash University dan dipublikasikan dalam jurnal Biological Reviews menyoroti lonjakan signifikan dalam pemanfaatan drone untuk studi ekofisiologi mamalia laut sejak tahun 2010. Tinjauan tersebut mencatat bahwa dari tahun 2010 hingga 2023, jumlah studi yang melibatkan drone untuk ekofisiologi satwa liar telah meningkat pesat, mencakup 136 penelitian pada 63 spesies, terutama mamalia laut seperti paus balin. Penggunaan sensor termal dan kamera canggih memungkinkan para ilmuwan mengukur kondisi kesehatan serta mengamati perilaku hewan laut besar dari kejauhan, sebuah terobosan yang menutup celah antara subjek dan alat ukur.
Di tingkat praktis, Phillip Island Nature Parks telah memanfaatkan drone sejak tahun 2016 untuk memantau populasi anjing laut bulu Australia, menghasilkan data vital mengenai kesehatan kawanan. Selain itu, di daratan Victoria, drone bertermal menjadi mata yang jeli untuk melacak spesies nokturnal yang sulit ditemukan seperti Opossum Leadbeater’s di hutan-hutan lebat. Penelitian terbaru dari University of Melbourne menunjukkan bahwa drone termal dapat meninjau area survei hingga 10 kali lebih luas dibandingkan metode konvensional seperti spotlighting, yang seringkali lambat dan berisiko bagi tim survei.
Para ahli menekankan bahwa pendekatan berbasis drone meminimalkan stres pada hewan, sebuah pertimbangan utama dalam upaya konservasi. Ke depan, integrasi teknologi ini akan menjadi fokus utama dalam strategi konservasi, termasuk diskusi mendalam mengenai penyatuan drone dengan Kecerdasan Buatan (AI) yang dijadwalkan dalam Konferensi ESA 2025. Inovasi terbaru mencakup penggunaan jaringan saraf tiruan untuk analisis real-time dan pengembangan metode pengambilan sampel non-invasif, seperti menerbangkan drone melalui hembusan napas paus untuk mengambil sampel mikrobioma dan hormon. Penggunaan teknologi yang semakin terjangkau ini membuka peluang bagi pelaku konservasi baru, termasuk masyarakat adat, untuk memetakan dan melindungi wilayah mereka dengan lebih efektif, sambil tetap menyadari tanggung jawab untuk memitigasi dampak ekologi yang tidak terduga.
Sumber-sumber
Australian Broadcasting Corporation
From sky to sea: Drones transform wildlife research with non-invasive techniques
Thermal drones are helping to monitor some of Australia’s most elusive wildlife
ESA 2025 Conference Program - Technological innovation and bridging the gap to real world application 3.1.6
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
