Kementerian Lingkungan Hidup Chili secara resmi menaikkan status konservasi Penguin Humboldt dari 'rentan' menjadi 'terancam punah'. Keputusan krusial ini menggarisbawahi tantangan eksistensial yang dihadapi spesies ikonik pesisir Chili dan Peru tersebut, menyusul penurunan populasi substansial selama lima dekade terakhir.
Ancaman terhadap kelangsungan hidup burung laut ini bersifat kompleks. Risiko kematian akibat terjerat jaring ikan tetap menjadi bahaya konstan, diperparah oleh penangkapan ikan berlebihan terhadap sumber makanan utama seperti sarden dan teri. Selain itu, gangguan ekologis akibat fenomena iklim seperti El Niño mengganggu rantai makanan laut, sementara wabah influenza burung pada tahun 2023 telah menyebabkan angka kematian signifikan, menyoroti kerentanan spesies terhadap penyakit yang muncul.
Sebagai respons terstruktur terhadap urgensi ini, pemerintah Chili meluncurkan upaya konservasi besar-besaran. Pada tanggal 26 Juli 2024, Menteri Lingkungan Hidup memperkenalkan Rencana Nasional untuk Konservasi Penguin Humboldt, yang dikenal sebagai Plan RECOGE. Strategi jangka waktu 20 tahun ini dirancang untuk mengurangi ancaman dan meningkatkan perlindungan bagi spesies yang tertekan ini, melibatkan kolaborasi erat antara CONAF, Kementerian Lingkungan Hidup, Sernapesca, dan Subpesca.
Studi terbaru yang dipimpin oleh Dr. Alejandro Simeone dari Universitas Andrés Bello menunjukkan bahwa populasi reproduktif di Chili saat ini berkisar antara 2.500 hingga 3.000 pasang, angka yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Mayoritas koloni pembiakan global, sekitar 89%, terkonsentrasi di Kepulauan Humboldt, termasuk pulau Choros, Chañaral, Tilgo, dan Islotes Pájaros, menjadikan perlindungan kawasan ini sebagai titik fokus utama Plan RECOGE.
Plan RECOGE, yang didasarkan pada metodologi Standar Terbuka untuk Praktik Konservasi dan didukung perangkat lunak MIRADI untuk evaluasi berkelanjutan, bertujuan untuk mengubah status konservasi spesies ini dalam dua dekade ke depan. Para pakar menekankan bahwa pemulihan akan berjalan lambat karena siklus reproduksi spesies yang panjang, menegaskan perlunya tindakan segera dan berkelanjutan untuk menjaga habitat laut mereka di pesisir Pasifik Amerika Selatan.
