Reuni Menyentuh Hati: Anak Berang-berang Laut Bersatu Kembali dengan Induk di Pesisir California

Diedit oleh: Olga Samsonova

Sebuah peristiwa yang mengharukan terjadi di Morro Bay, California, di mana upaya penyelamatan yang terkoordinasi berhasil menyatukan kembali seekor anak berang-berang laut dengan induknya, menarik perhatian publik terhadap upaya konservasi spesies tersebut. Tim dari The Marine Mammal Center menerapkan strategi cerdik dalam proses penyatuan kembali ini, memanfaatkan rekaman suara tangisan anak berang-berang untuk memanggil induknya selama masa pemulihan.

Aliah Meza, Manajer Senior di fasilitas Morro Bay, menjelaskan bahwa vokalisasi atau suara adalah elemen krusial dalam proses identifikasi dan pencocokan pasangan induk dan anak yang tepat. Kepastian bahwa induk yang merespons adalah orang tua sah terkonfirmasi ketika induk tersebut secara gigih mengikuti kapal penyelamat. Anak berang-berang yang dijuluki "Caterpillar" ini akhirnya dapat kembali ke induknya setelah ditempatkan kembali ke perairan untuk dijemput.

Keberhasilan penyatuan ini menandai yang pertama kali terjadi di wilayah tersebut sejak tahun 2019, memberikan secercah harapan mengingat status spesies berang-berang laut selatan, atau berang-berang California (Enhydra lutris nereis), yang masih terdaftar sebagai spesies terancam punah di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah. Populasi mereka saat ini diperkirakan hanya berjumlah sekitar 3.000 individu, sebuah angka yang mencerminkan dampak perburuan historis untuk bulu mereka yang sangat tebal, yang berfungsi sebagai isolasi utama mereka.

Kisah reuni ini juga menyoroti peran ekologis vital berang-berang laut dalam menjaga kesehatan ekosistem pesisir. Penelitian menunjukkan bahwa kembalinya predator utama ini ke habitat aslinya, seperti di muara California Tengah, dapat secara signifikan memperlambat erosi tepi sungai dan rawa hingga mencapai 90 persen. Upaya konservasi yang berfokus pada pemulihan populasi berang-berang laut terbukti menjadi pendekatan yang menjanjikan dan hemat biaya, karena dengan mengendalikan populasi pemakan tumbuhan seperti kepiting rawa, mereka membantu melestarikan padang lamun yang memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida hingga 12 kali lebih banyak dibandingkan area tanpa mereka.

Sumber-sumber

  • KSBY

  • KSBY News

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.