Taman Nasional Hutan Bwindi yang Tak Tertembus di Uganda merayakan peningkatan populasi gorila gunung yang signifikan, menunjukkan keberhasilan upaya konservasi yang berkelanjutan dan pariwisata yang bertanggung jawab. Taman nasional ini kini menjadi rumah bagi 19 kelompok gorila yang telah terhabituasi, dengan perkiraan populasi yang melebihi 1.000 individu pada tahun 2025.
Otoritas Margasatwa Uganda (UWA) telah memimpin perlindungan primata yang terancam punah ini, dengan catatan nol insiden perburuan gorila sejak tahun 1995. Sensus populasi gorila yang komprehensif diluncurkan pada Mei 2025, yang diharapkan memberikan data populasi terkini dan wawasan ekologis yang lebih mendalam. Pariwisata berkelanjutan, khususnya dari izin trekking gorila, berkontribusi langsung pada pengembangan masyarakat lokal, mengubah mantan pemburu menjadi advokat konservasi.
Lebih dari 80 persen pendapatan sektor pariwisata Uganda berasal dari gorila, menyoroti peran vital mereka bagi perekonomian negara. Upaya konservasi UWA meliputi perlindungan habitat yang ketat, patroli anti-perburuan, dan pemantauan kesehatan gorila. Kolaborasi dengan organisasi internasional seperti World Wildlife Fund (WWF) dan Dian Fossey Gorilla Fund memperkuat strategi konservasi dan penelitian.
Sensus populasi terakhir pada tahun 2018 mencatat 459 individu di ekosistem Bwindi-Sarambwe. Sensus terbaru yang dimulai pada Mei 2025 ini tidak hanya menghitung gorila tetapi juga mengumpulkan data demografis, tingkat parasit, dan mendeteksi aktivitas ilegal. Keberhasilan Uganda dalam meningkatkan populasi gorila gunung menjadi inspirasi global, menunjukkan bahwa komitmen kuat terhadap konservasi dan pelibatan masyarakat dapat memulihkan spesies yang terancam punah.
Taman Nasional Bwindi, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, tidak hanya melindungi gorila tetapi juga lebih dari 350 spesies burung dan berbagai mamalia lainnya, menjadikannya salah satu kawasan konservasi terkaya di Afrika Timur.