Perayaan yang melibatkan kembang api, meskipun seringkali dianggap meriah, dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi anjing. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pendengaran mereka yang jauh lebih sensitif dibandingkan manusia. Anjing dapat mendengar suara pada frekuensi yang lebih tinggi dan dari jarak yang lebih jauh, membuat ledakan kembang api terasa sangat mengganggu dan bahkan menyakitkan bagi mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anjing dapat mendengar suara hingga frekuensi 60.000 Hz, tiga kali lebih tajam dari manusia yang hanya mampu mendengar hingga 20.000 Hz.
Ketidaknyamanan ini dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala seperti detak jantung yang cepat, gemetar, kesulitan bernapas, dan disorientasi. Memahami respons anjing terhadap suara keras sangatlah penting. Berbeda dengan suara petir yang terkadang memiliki jeda yang memungkinkan anjing untuk mengantisipasi, ledakan kembang api bersifat spontan dan tak terduga, sehingga lebih mungkin memicu respons ketakutan. Sebagian besar anjing, bahkan yang sudah tua, dapat menunjukkan rasa takut terhadap suara keras, dengan kembang api dan badai petir menjadi pemicu paling umum. Reaksi ini bisa berupa upaya melarikan diri yang tidak terkendali, bersembunyi, atau bahkan menunjukkan gejala stres pasca-trauma.
Untuk melindungi sahabat berkaki empat kita, pemilik dapat mengambil beberapa langkah proaktif. Menciptakan ruang yang aman dan kedap suara di dalam rumah, seperti kandang atau ruangan yang jauh dari jendela, dapat membantu meredam suara bising. Menghindari membawa anjing keluar saat pertunjukan kembang api berlangsung juga merupakan tindakan pencegahan yang penting. Selain itu, teknik menenangkan seperti Tellington TTouch dapat dicoba. Jika kecemasan anjing sangat parah, berkonsultasi dengan dokter hewan untuk mendapatkan saran mengenai suplemen atau obat penenang dapat menjadi solusi.
Di berbagai komunitas, kesadaran akan dampak negatif kembang api terhadap hewan semakin meningkat, mendorong eksplorasi alternatif yang lebih ramah. Pertunjukan cahaya menggunakan drone atau laser kini mulai dilirik sebagai pengganti kembang api tradisional. Contohnya, beberapa acara besar telah mengadopsi pertunjukan drone dan kembang api yang dirancang untuk mengurangi gangguan bagi hewan. Inisiatif ini tidak hanya menawarkan pengalaman visual yang memukau tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan hewan, sejalan dengan upaya menciptakan perayaan yang lebih inklusif dan harmonis bagi semua makhluk hidup.