Keterkaitan antara pasar aset kripto dan dinamika ekonomi global semakin nyata, terutama dalam merespons manuver geopolitik. Sekitar pertengahan Oktober 2025, Dogecoin (DOGE) berhasil mencapai titik ekuilibrium yang bersifat sementara, dengan harga stabil di level $0.194555. Kestabilan harga ini muncul menyusul adanya ketegangan yang memuncak dan kemudian mereda antara Amerika Serikat dan Tiongkok, khususnya mengenai isu bahan bumi langka (rare earth materials) yang menjadi sengketa dagang.
Puncak ketegangan diplomatik terjadi di awal bulan tersebut. Hal ini dipicu oleh keputusan Beijing untuk menerapkan restriksi ekspor yang sangat ketat terhadap komoditas bahan bumi langka. Menanggapi langkah tersebut, pihak Washington segera mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif impor sebesar 100% pada produk-produk Tiongkok, yang dijadwalkan efektif mulai tanggal 1 November 2025. Ancaman balasan dagang ini menciptakan suasana ketidakpastian yang meluas, bahkan menyeret pasar mata uang kripto. Buktinya, per tanggal 21 Oktober 2025, Dogecoin mengalami koreksi harga sebesar 1.35% dibandingkan harga penutupan sebelumnya, dengan pergerakan harga harian yang tercatat antara $0.192519 dan $0.205252.
Namun, situasi berubah drastis pada 18 Oktober 2025. Pada tanggal krusial ini, kedua negara adidaya tersebut berhasil menyepakati dimulainya kembali putaran negosiasi pada pekan berikutnya. Persetujuan untuk melanjutkan dialog ini secara signifikan meredakan suhu konfrontasi geopolitik. Dampaknya terasa langsung, memungkinkan pasar keuangan, termasuk aset digital, untuk kembali menemukan pijakan dan mencapai keseimbangan. Para pengamat pasar berpendapat bahwa adanya keyakinan investor terhadap potensi tercapainya kompromi telah berfungsi sebagai penahan, mencegah terjadinya kerugian harga yang lebih dalam, meskipun akar permasalahan geopolitik belum sepenuhnya terselesaikan.
Gejolak pasar yang diakibatkan oleh perselisihan mengenai elemen bumi langka—komponen vital dalam rantai pasokan teknologi global—menegaskan betapa eratnya keterkaitan antara aset terdesentralisasi dengan variabel makroekonomi yang lebih luas. Sebagai ilustrasi, pada pertengahan bulan Oktober, pernyataan-pernyataan yang bersifat geopolitik telah memicu serangkaian likuidasi beruntun pada instrumen derivatif, dengan total kerugian mencapai sekitar 19 miliar dolar AS. Oleh karena itu, tercapainya kesepakatan untuk bernegosiasi berfungsi sebagai indikator penting. Ini menunjukkan bahwa, meskipun berada dalam situasi konfrontasi yang keras, upaya untuk membuka kembali jalur dialog akan segera disambut oleh pasar dengan stabilisasi indikator-indikator keuangan.