Seorang hakim federal Amerika Serikat pada Agustus 2024 mengabulkan mosi untuk menolak gugatan class-action senilai $258 miliar terhadap Elon Musk dan Tesla. Gugatan tersebut menuduh keduanya memanipulasi pasar cryptocurrency Dogecoin.
Hakim Distrik AS Alvin Hellerstein memutuskan bahwa pernyataan Musk mengenai Dogecoin bersifat "aspirasional dan berlebihan" (puffery), bukan fakta yang dapat dibuktikan salah, sehingga tidak dapat menjadi dasar klaim penipuan. Gugatan yang diajukan pada Juni 2022 ini menuduh Musk dan Tesla menggunakan pengaruh media sosial mereka untuk menaikkan harga Dogecoin secara artifisial, yang kemudian menyebabkan kerugian besar bagi para investor. Para penggugat mengklaim bahwa Musk dan Tesla meraup miliaran dolar dari skema "pump and dump" ini. Namun, tim hukum Musk berpendapat bahwa klaim tersebut adalah "karya fiksi imajinatif" dan cuitannya bersifat jenaka serta tidak berbahaya. Dalam keputusannya, Hakim Hellerstein menyatakan bahwa tidak ada investor yang masuk akal yang dapat mengandalkan pernyataan Musk, seperti menyebut Dogecoin sebagai "mata uang rakyat" atau "mata uang masa depan bumi," sebagai dasar keputusan investasi. Pernyataan-pernyataan ini dianggap sebagai cara untuk menciptakan kegembiraan, bukan nasihat investasi yang serius.
Keputusan ini merupakan kemenangan hukum yang signifikan bagi Musk dan Tesla, yang menegaskan bahwa pernyataan promosi dari tokoh berpengaruh, meskipun dapat memicu volatilitas pasar, tidak secara otomatis merupakan manipulasi pasar. Peristiwa ini terjadi di tengah perdebatan yang sedang berlangsung mengenai regulasi cryptocurrency dan sejauh mana pernyataan publik dari tokoh-tokoh berpengaruh dapat dianggap sebagai manipulasi pasar. Meskipun gugatan ini telah ditolak, pengaruh Musk terhadap pasar cryptocurrency, terutama Dogecoin, tetap signifikan. Cuitannya secara historis telah menyebabkan lonjakan harga yang dramatis dan volatilitas pasar.
Sebagai contoh, pada awal 2025, gerakan "Tesla Takedown" muncul sebagai bentuk protes terhadap praktik bisnis dan pengaruh politik Musk, yang menyerukan divestasi dari Tesla dan sahamnya. Gerakan ini menyoroti pengawasan publik dan pemerintah yang berkelanjutan terhadap praktik bisnis Musk dan dampaknya terhadap masyarakat luas. Sementara itu, di ranah pemerintahan, inisiatif seperti "Department of Government Efficiency" (DOGE) yang dipimpin oleh Elon Musk pada tahun 2025, bertujuan untuk merampingkan birokrasi dan memodernisasi teknologi federal. Namun, inisiatif ini juga menuai kritik dan kontroversi, dengan tuduhan ketidakakuratan dalam klaim penghematan dan potensi risiko keamanan data. Peristiwa-peristiwa ini secara kolektif menggambarkan lanskap yang kompleks di mana inovasi teknologi, pengaruh tokoh publik, dan pengawasan regulasi terus bersinggungan, membentuk narasi yang terus berkembang di dunia keuangan dan pemerintahan.