Pada tanggal 26 Agustus 2025, pasar aset digital menyaksikan pergerakan yang tidak biasa, di mana Bitcoin (BTC) mengalami sedikit penurunan, sementara Ethereum (ETH) menunjukkan ketahanan yang relatif. Fenomena ini, yang jarang terjadi mengingat kedua aset kripto utama ini sering bergerak searah, telah memicu diskusi mengenai potensi tren pasar kripto yang bergeser ke arah bearish. Bitcoin mencatat penurunan sebesar 0,17%, dengan harga penutupan di angka $108.570, setelah bergerak dalam kisaran $107.492 hingga $108.916. Di sisi lain, Ethereum mengalami penurunan yang sedikit lebih besar, yaitu 0,25%, ditutup pada $4.346,27, setelah diperdagangkan antara $4.267,43 dan $4.410,43.
Divergensi ini, yang menurut data historis sejak 2020 hanya terjadi pada 52 dari 1.927 hari, mengundang pertanyaan mengenai implikasinya bagi portofolio investor dan arah pasar secara keseluruhan. Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Digital di VanEck, menyoroti bahwa pola pergerakan yang berbeda ini merupakan kejadian langka. Berdasarkan analisis historis, divergensi semacam ini seringkali mendahului periode penurunan pasar. Rata-rata, Bitcoin cenderung mengalami penurunan sebesar 2,8% dalam seminggu setelah divergensi terjadi, dan penurunan yang lebih signifikan sebesar 15,6% dalam sebulan. Sementara itu, Ethereum menunjukkan pola yang berbeda, dengan rata-rata kenaikan 6,4% dalam seminggu, namun kemudian mengalami penurunan rata-rata 8,4% dalam sebulan setelah divergensi.
Pergeseran sentimen institusional juga menjadi faktor penting yang melengkapi gambaran pasar ini. Data menunjukkan bahwa pada Agustus 2025, Ethereum ETF mencatatkan arus masuk bersih sebesar $4 miliar, kontras dengan arus keluar bersih sebesar $803 juta yang dialami oleh Bitcoin ETF. Fenomena ini mencerminkan minat institusional yang semakin terarah pada ekosistem Ethereum, yang tidak hanya didorong oleh spekulasi harga, tetapi juga oleh utilitasnya yang mendalam. Para analis mencatat bahwa faktor-faktor seperti potensi Ethereum dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), imbal hasil dari staking pasca-Merge, dan adopsi yang terus meningkat dalam inisiatif blockchain tingkat institusional, memberikan "premi arus kas" yang membenarkan valuasi lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan Bitcoin yang lebih sering dipandang sebagai penyimpan nilai digital.
Di tengah dinamika ini, para pelaku pasar juga mengamati aktivitas para "paus" atau pemegang aset kripto dalam jumlah besar. Laporan terbaru menunjukkan bahwa paus kripto secara aktif mengakumulasi Ethereum, sementara Bitcoin menghadapi potensi tekanan lebih lanjut. Dengan September yang secara historis seringkali menjadi bulan yang menantang bagi Bitcoin karena penurunan likuiditas dan aksi ambil untung, divergensi saat ini dapat menjadi sinyal awal dari tren penurunan yang lebih luas. Namun, dalam setiap pergerakan pasar, terdapat peluang untuk pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan fundamental yang mendorong inovasi dan pertumbuhan, memungkinkan adaptasi strategi yang lebih cerdas di tengah ketidakpastian.