Perjalanan 2026: Mencari Makna, Ekspresi Diri, dan Peran AI dalam Era Pariwisata Berkesadaran

Tahun 2026 diprediksi akan menjadi titik balik signifikan dalam industri pariwisata. Pergeseran fokus terjadi, dari sekadar melihat objek wisata biasa menuju eksplorasi dunia yang lebih mendalam dan bermakna. Perjalanan kini dipandang sebagai cerminan esensi diri dan sarana untuk menemukan jati diri di tengah arus kehidupan global. Laporan penting berjudul “Why Travel?”, yang disusun bersama oleh Trip.com Group dan Google, mengidentifikasi lima pilar utama yang membentuk tren baru ini. Wisatawan kontemporer semakin berupaya menyusun rencana perjalanan yang selaras maksimal dengan pandangan hidup pribadi mereka, sering kali mencari inspirasi awal dari ranah digital.

Salah satu perubahan paling mencolok adalah munculnya konsep “Perjalanan dengan Tujuan” (Travel with Purpose), yang menuntut penyelaman mendalam dan substansial ke dalam budaya lain. Minat terhadap praktik budaya tertentu menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Sebagai contoh konkret, pencarian daring yang terkait dengan upacara minum teh Jepang melonjak tajam hingga 53%. Angka ini menunjukkan adanya kerinduan untuk tidak hanya sekadar mengenal secara dangkal, tetapi juga merasakan sentuhan otentik dari tradisi yang ada. Tren ini mencerminkan keinginan kuat untuk menghayati dan menjadi bagian dari gaya hidup yang berbeda. Sejalan dengan itu, sektor pariwisata kesehatan (wellness tourism) mengalami lonjakan besar, memadukan aktivitas fisik dengan pemulihan diri secara harmonis. Penawaran paket yang menggabungkan kegiatan golf dan perawatan SPA, serta liburan ski dan pemulihan, menunjukkan pertumbuhan yang fantastis, masing-masing mencapai 300% dan 250%. Hal ini menegaskan bahwa menjaga kondisi batin dan fisik menjadi komponen esensial dari pengalaman bepergian.

Pengalaman kolektif dan momen-momen istimewa, khususnya menghadiri konser berskala besar atau acara olahraga penting, berfungsi sebagai pendorong utama bagi keputusan untuk bepergian. Data menunjukkan bahwa dua pertiga dari seluruh pelancong bersedia melintasi batas negara hanya demi menyaksikan penampilan langsung dari artis kesayangan mereka. Lebih lanjut, menyambut tahun 2026, setengah dari responden menyatakan kesiapan mereka untuk melakukan perjalanan jauh demi menghadiri ajang sepak bola internasional yang akan diselenggarakan di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Ini menyoroti betapa kuatnya daya tarik pengalaman yang dirasakan bersama. Minat besar terhadap acara olahraga akbar ini semakin diperkuat oleh fakta bahwa Piala Dunia FIFA 2026 akan menjadi yang pertama kali diadakan di tiga negara sekaligus, melibatkan total 48 tim nasional.

Terakhir, peran teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), semakin mengukuhkan diri sebagai mitra perencanaan yang tak terpisahkan. Lonjakan dalam permintaan pencarian yang berkaitan dengan perencanaan perjalanan berbasis AI mencapai angka yang mengesankan, yaitu 190%. Ini menunjukkan kesediaan para pelancong untuk memanfaatkan dukungan cerdas dalam menavigasi kompleksitas pilihan yang ada. Han Feng dari Trip.com Group menggarisbawahi bahwa masa depan perjalanan bergeser dari sekadar perpindahan fisik menjadi pencarian makna yang lebih dalam, di mana ekspresi diri, kebermaknaan, dan integrasi teknologi bertemu. Pada tahun 2026, AI tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan bertransformasi menjadi asisten yang “tak terlihat”. Namun, para ahli juga memberikan peringatan mengenai potensi “krisis konten sintetis”, di mana hingga 90% informasi di internet mungkin dihasilkan oleh AI. Kondisi ini menjadikan pengalaman manusia yang otentik dan pendapat para ahli sebagai panduan yang jauh lebih berharga dalam menentukan jalur perjalanan.

Sumber-sumber

  • Pandaily

  • PR Newswire

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.