Panduan Etiket Kunci di Jepang: Yang Wajib Diketahui Pelancong

Diedit oleh: Елена 11

Jepang menawarkan pengalaman budaya yang sangat mendalam, di mana nilai-nilai seperti rasa hormat, kesadaran diri, dan harmoni memegang peranan sentral dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para pelancong, memahami dan mempraktikkan etiket dasar adalah kunci untuk membuka pemahaman yang lebih dalam mengenai tradisi lokal. Penguasaan kebiasaan ini tidak hanya menunjukkan penghargaan yang tulus terhadap cara hidup masyarakat Jepang yang mapan, tetapi juga secara signifikan meningkatkan kualitas interaksi dengan penduduk setempat, menjadikan perjalanan jauh lebih bermakna.

Salah satu pilar utama dalam budaya Jepang adalah penghormatan terhadap ruang pribadi dan keheningan. Ketika memasuki properti pribadi, penginapan tradisional seperti *ryokan*, atau tempat suci seperti kuil, melepas alas kaki adalah suatu keharusan. Biasanya, sandal khusus disediakan untuk digunakan di dalam ruangan. Di ruang publik, terutama di transportasi umum seperti kereta api, menjaga ketenangan sangatlah dihargai. Percakapan telepon harus dilakukan secepat dan sesingkat mungkin, atau sebaiknya dihindari sama sekali, demi kenyamanan bersama.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa praktik pemberian tip sama sekali tidak umum di Jepang. Upaya memberikan tip sering kali dapat menimbulkan kebingungan atau rasa tidak enak pada staf, karena layanan prima dianggap sebagai standar, bukan sesuatu yang memerlukan imbalan tambahan atau hadiah tambahan.

Dalam hal bersantap, terdapat serangkaian aturan tak tertulis yang ketat, khususnya mengenai penggunaan sumpit. Ada beberapa tindakan yang dianggap sangat tabu dan terkait erat dengan ritual pemakaman. Misalnya, menancapkan sumpit secara vertikal ke dalam semangkuk nasi harus dihindari sama sekali. Demikian pula, memindahkan makanan langsung dari sumpit seseorang ke sumpit orang lain adalah tindakan yang dilarang keras. Selain itu, meskipun makanan jalanan sangat populer, kebiasaan makan sambil berjalan kaki umumnya tidak dianjurkan. Jika Anda membeli makanan ringan di pinggir jalan, disarankan untuk menikmatinya di tempat Anda membelinya.

Aspek penting lainnya yang menunjukkan kesadaran kolektif adalah etiket saat mengunjungi *onsen*, atau pemandian umum. Sebelum memasuki kolam air panas komunal, setiap pengunjung diwajibkan untuk membersihkan diri dan membilas tubuh secara menyeluruh. Tindakan ini bukan sekadar masalah kebersihan pribadi, tetapi merupakan manifestasi kepedulian terhadap kesejahteraan kolektif dan menjaga kebersihan air yang digunakan bersama oleh semua orang.

Cara menyapa dan menunjukkan rasa hormat di Jepang sering kali diwujudkan melalui membungkuk. Meskipun seni membungkuk memiliki banyak tingkatan dan nuansa, bahkan anggukan kepala sederhana pun sudah dapat menyampaikan rasa hormat yang mendalam, terutama jika Anda belum menguasai teknik yang lebih rumit. Isu lain yang sering mengejutkan pengunjung adalah pengelolaan sampah. Karena jumlah tempat sampah umum yang sengaja dibatasi, Anda harus siap membawa sampah pribadi Anda sendiri sampai menemukan lokasi pembuangan yang tepat. Kebijakan ini mendorong tanggung jawab pribadi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar.

Terakhir, dalam lingkungan profesional, pertukaran kartu nama—dikenal sebagai *meishi*—adalah ritual yang penuh makna. Kartu nama harus diserahkan dan diterima menggunakan kedua tangan, dan setelah diterima, kartu tersebut harus dipelajari dengan saksama sejenak sebelum disimpan. Tindakan ini menunjukkan penghormatan yang layak terhadap status dan identitas rekan bisnis Anda, dan sangat penting untuk membangun hubungan kerja yang sukses di Jepang.

Sumber-sumber

  • Travel And Tour World

  • Custom & Manners | Travel Japan | JNTO

  • 7 Japanese Etiquette Rules Tourists Should Know Before Visiting

  • Etiquette tips for first-time travellers to Japan | TimesTravel

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.