Penelitian terbaru mengungkap bahwa kucing tidak hanya merespons suara pemiliknya, tetapi juga mampu memahami ucapan manusia. Kemampuan ini menunjukkan kedalaman hubungan antara manusia dan hewan peliharaan mereka.
Studi menunjukkan kucing dapat mengenali dan membedakan nama mereka dari kata-kata lain, bahkan nama kucing lain di rumah yang sama. Konsistensi pemilik dalam memanggil nama sangat berperan dalam pengenalan ini. Kucing sering menunjukkan reaksi halus seperti menggerakkan telinga atau membuka mata lebih lebar ketika namanya dipanggil, menandakan mereka mendengar dan mengenali panggilan tersebut, meskipun tidak selalu merespons dengan mendekat.
Lebih lanjut, kucing mampu mengasosiasikan kata-kata tertentu dengan objek atau tindakan, namun fokus utama mereka adalah intonasi. Kucing sangat peka terhadap nada suara pemiliknya, yang memungkinkan mereka merasakan suasana hati pemiliknya. Nada ketidaksenangan dapat membuat mereka menjauh, sementara nada ramah membuat mereka mendekat.
Ilmu etologi menjelaskan bahwa kucing memiliki sistem komunikasi kompleks melalui suara dan bahasa tubuh. Gerakan telinga, ekor, dan postur tubuh adalah cara mereka menyampaikan emosi. Penelitian dari Universitas Azabu di Jepang menemukan bahwa kucing merespons panggilan nama mereka lebih sering daripada kata-kata lainnya, menunjukkan nama memiliki makna khusus yang terhubung dengan pengalaman positif.
Kemampuan ini serupa dengan anjing, namun kucing cenderung menunjukkan respons yang lebih halus. Beberapa penelitian juga menunjukkan kucing dapat membedakan ucapan yang ditujukan khusus untuk mereka dari percakapan biasa antarmanusia, memahami konteks dan nada emosional. Kemampuan ini berkembang seiring ribuan tahun koeksistensi dan interaksi dengan manusia, membentuk ikatan sosial yang kuat.