Guru Indonesia Merangkul TikTok dan AI untuk Merevolusi Keterlibatan Kelas

Diedit oleh: Olga Samsonova

Pada tahun 2025, para pendidik di Indonesia secara aktif mengintegrasikan teknologi modern seperti TikTok dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi siswa. Pergeseran ini menandai evolusi dalam metode pengajaran, di mana guru beradaptasi dengan lingkungan digital yang akrab bagi generasi muda.

Monika Kowalska, seorang guru sekolah dasar, menjadi contoh nyata dari tren ini. Ia memanfaatkan berbagai alat digital, termasuk kode QR, kuis daring, dan proyek video kreatif yang berkaitan dengan sastra, untuk menghidupkan materi pelajaran. Pendekatan ini disambut baik oleh siswa, yang menemukan penggunaan teknologi yang familiar jauh lebih menarik daripada larangan total terhadap perangkat. Untuk menjaga fokus siswa, Kowalska menekankan kegiatan kelas yang berpusat pada kolaborasi, permainan, dan diskusi, yang secara efektif mengurangi godaan untuk menggunakan ponsel.

Integrasi AI dalam pendidikan di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk memberdayakan guru. Survei terhadap lebih dari 3.000 guru menunjukkan bahwa sekitar 55% menggunakan AI generatif dalam pengajaran, meskipun masih dalam skala kecil. Guru yang memanfaatkan AI melaporkan kemandirian yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan siswa digital-native mereka. AI digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang beragam dan menghasilkan serta mengevaluasi pertanyaan yang mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Platform seperti Ruangguru dan Quipper School telah mengadopsi AI untuk memberikan jalur pembelajaran yang dipersonalisasi, menyesuaikan konten dengan kekuatan, kelemahan, dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Google juga memperkenalkan fitur 'Guided Learning' yang didukung Gemini 2.5 Pro untuk memberikan dukungan langkah demi langkah dalam memecahkan masalah kompleks, membangun argumen esai, dan persiapan ujian.

Meskipun adopsi AI masih menghadapi tantangan seperti kesenjangan infrastruktur digital dan literasi AI di kalangan pendidik, potensi AI untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pengalaman belajar sangatlah signifikan. Sementara itu, TikTok, yang sering dianggap sebagai platform hiburan, kini mulai dilihat sebagai alat edukasi yang potensial. Guru seperti Kowalska secara aktif membagikan metode pengajaran efektifnya di TikTok, menjangkau audiens yang lebih luas. Teknologi baru ini menawarkan berbagai aplikasi, mulai dari kuis sederhana dan kode QR hingga alat AI canggih seperti avatar guru yang menyajikan informasi atau AI yang dapat membacakan puisi. Penggunaan realitas virtual (VR) juga memungkinkan siswa untuk tenggelam dalam dunia sastra, meningkatkan realisme dan minat belajar.

Menyadari potensi ini, TikTok juga terus mengembangkan fitur kontrol orang tua seperti 'Family Pairing' untuk membantu orang tua memantau dan mengelola aktivitas anak-anak mereka di platform, serta berkolaborasi dalam pendidikan keselamatan daring. Hal ini menunjukkan evolusi TikTok menjadi platform yang mendukung pendidikan dan keselamatan daring bagi pengguna muda. Guru dari generasi muda (Y dan Z) secara alami mengadopsi teknologi baru, tetapi pendidik yang lebih senior juga mulai merangkulnya, seringkali belajar dari kolega mereka yang lebih muda. Kowalska menemukan bahwa bereksperimen dengan metode baru dan menemukan apa yang berhasil dengan siswanya adalah proses yang alami. Pendekatan ini membuat siswa merasa bahwa sekolah sejalan dengan perkembangan dunia, yang pada gilirannya menumbuhkan antusiasme yang lebih besar untuk belajar.

Meskipun ada tantangan seperti akses internet yang terbatas dan kurangnya dukungan, banyak guru di Indonesia yang menemukan cara kreatif untuk mengintegrasikan teknologi, bahkan dengan fasilitas minimal. Pergeseran menuju integrasi teknologi ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga mempersiapkan siswa untuk masa depan yang semakin digital. Dengan memanfaatkan AI dan platform seperti TikTok, para pendidik di Indonesia membuka jalan bagi pengalaman belajar yang lebih dinamis, personal, dan relevan, memberdayakan generasi mendatang untuk berkembang di era digital.

Sumber-sumber

  • edziecko.pl

  • TikTok udostępnia dodatkowe narzędzia kontroli rodzicielskiej. 11 marca 2025 r. rozszerzono funkcję "Parowania Rodziny" na TikToku

  • TikTok rozwija program edukacji w zakresie bezpieczeństwa online z PTA

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.