Wakil Presiden JD Vance menghadapi penolakan dan ejekan saat mendistribusikan burger kepada pasukan Garda Nasional yang ditempatkan di Washington, D.C. pada hari Rabu, 20 Agustus 2025. Insiden ini terjadi selama "Operasi Penjaga," sebuah inisiatif federal yang bertujuan untuk memerangi kejahatan dan imigrasi ilegal di ibu kota Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya pada 21 Agustus 2025 untuk berpatroli di jalan-jalan Washington bersama polisi dan Garda Nasional, yang secara signifikan meningkatkan kehadiran militer di kota tersebut. Langkah ini, yang merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas untuk "menjaga D.C. tetap aman," telah memicu protes dan kritik.
Demonstrasi yang dikenal sebagai protes "Tanpa Raja" telah terjadi di berbagai kota di AS, yang menargetkan tindakan yang dianggap otoriter oleh pemerintahan Trump. Protes ini, yang diselenggarakan oleh Gerakan 50501, menyuarakan penolakan terhadap apa yang mereka sebut sebagai "tindakan otoriter" dan "politik yang mengutamakan miliarder." Protes "Tanpa Raja" ini terjadi bersamaan dengan parade peringatan 250 tahun Angkatan Darat AS dan ulang tahun ke-79 Presiden Trump pada 14 Juni 2025, yang menarik lebih dari lima juta peserta di lebih dari 2.100 lokasi di seluruh negeri.
Kritik terhadap peningkatan kehadiran militer di Washington juga datang dari luar negeri. Anggota parlemen Meksiko telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi risiko terhadap kedaulatan nasional dan hubungan bilateral, mengingat sejarah Meksiko dalam menempatkan Garda Nasional di bawah kendali militer dan kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terkait dengan penempatan tersebut.
Terlepas dari ketegangan ini, pemerintah federal menegaskan bahwa intervensi tersebut adalah langkah yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban umum dan memerangi kejahatan di ibu kota. Namun, situasi ini tetap menjadi subjek perdebatan dan analisis yang berkelanjutan di berbagai sektor masyarakat. Vance, bersama dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Wakil Kepala Staf Gedung Putih Stephen Miller, disambut dengan teriakan seperti "Bebaskan D.C.!" dan "Kamu adalah aib bagi Ohio!" sebagai tanggapan atas penempatan pasukan tersebut.