Menteri Pertahanan UE Dukung Perluasan Misi Pelatihan Militer di Ukraina

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Para menteri pertahanan Uni Eropa (UE) telah menyatakan dukungan luas untuk memperluas mandat misi pelatihan militer blok tersebut agar dapat beroperasi di dalam wilayah Ukraina, menyusul potensi gencatan senjata dengan Rusia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya UE untuk memberikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina guna mencegah agresi di masa depan.

Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, mengumumkan dukungan ini setelah pertemuan informal para menteri pertahanan di Kopenhagen pada 29 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa "Eropa akan sepenuhnya menjalankan perannya." Misi Bantuan Militer Uni Eropa untuk Ukraina (EUMAM Ukraine), yang telah beroperasi sejak 2022, telah melatih lebih dari 80.000 tentara Ukraina. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pertahanan CBRN (kimia, biologi, radiologi, nuklir) hingga perencanaan taktis dan persiapan manuver.

Keputusan untuk memindahkan instruktur ke Ukraina sendiri merupakan langkah signifikan, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas pertahanan negara tersebut secara langsung di lapangan. Namun, perluasan mandat ini memerlukan persetujuan bulat dari seluruh 27 negara anggota UE, dan tantangan seperti penolakan sebelumnya dari negara-negara seperti Hungaria perlu diatasi.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi pertahanan Eropa yang lebih luas, termasuk proposal "Readiness 2030" yang diluncurkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Maret 2025. Inisiatif ambisius ini bertujuan untuk memobilisasi hingga €800 miliar guna memperkuat infrastruktur pertahanan Eropa sebagai respons terhadap ancaman geopolitik yang berkembang, termasuk ketidakpastian dukungan militer dari Amerika Serikat. Dengan memperluas misi pelatihan, UE secara aktif berkontribusi pada kemandirian pertahanan Eropa dan memperkuat kemitraannya dengan Ukraina.

Konteks strategis ini semakin mendesak mengingat insiden terbaru, termasuk serangan udara Rusia berskala besar terhadap Kyiv pada 28 Agustus 2025. Serangan tersebut, yang menyebabkan korban sipil dan merusak kantor misi diplomatik Uni Eropa di ibu kota Ukraina, telah dikutuk keras oleh para pemimpin Eropa. Tindakan Rusia ini dipandang sebagai penolakan terhadap upaya perdamaian dan eskalasi yang disengaja, yang semakin memperkuat tekad UE untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina. Meskipun ada tantangan diplomatik dan kebutuhan akan konsensus di antara negara-negara anggota, dukungan yang ditunjukkan oleh para menteri pertahanan menandai komitmen yang kuat terhadap keamanan dan stabilitas di Eropa.

Perluasan misi pelatihan ini bukan hanya tentang memberikan bantuan militer, tetapi juga tentang mengirimkan sinyal yang jelas kepada Rusia mengenai ketahanan dan persatuan Eropa dalam menghadapi agresi. Langkah ini mencerminkan evolusi peran UE dalam lanskap keamanan global, di mana kemitraan yang kuat dan kemampuan pertahanan yang adaptif menjadi kunci untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran.

Sumber-sumber

  • Българска Телеграфна Агенция

  • Reuters

  • AP News

  • Euractiv

  • Wikipedia

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.