iQIYI Mengumumkan Hasil Kontes Film Pendek AI Perdana: Pergeseran Paradigma Menuju Kolaborasi Kreatif

Diedit oleh: S Света

Platform streaming raksasa Tiongkok, iQIYI, yang merupakan pemain kunci dalam industri hiburan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), baru saja merampungkan kontes film pendek internasional pertamanya. Acara ini diselenggarakan dengan mengusung tema yang mendalam: “Melampaui Alat, Menuju Rekan Setim.” Puncak acara, yaitu upacara penghargaan, dilangsungkan pada tanggal 10 November 2025. Tanggal tersebut menandai tonggak penting dalam evolusi Kecerdasan Buatan (AI), mengubah perannya dari sekadar alat bantu menjadi mitra kolaboratif penuh dalam proses kreatif. Forum ini menjadi panggung utama untuk mendefinisikan ulang batasan sinematografi, sekaligus membuka peluang baru yang sebelumnya tak terbayangkan bagi para kreator konten untuk mewujudkan gagasan mereka.

Kompetisi yang dimulai sejak 10 Juli 2025 ini berhasil menarik perhatian global, dengan partisipasi lebih dari 2300 kreator yang berasal dari lebih dari 30 negara. Angka ini jelas menunjukkan tingginya minat dunia terhadap sinergi antara manusia dan teknologi dalam ranah seni. Salah satu persyaratan utama yang ditetapkan kepada peserta adalah kewajiban bahwa minimal 70% dari total konten harus dihasilkan melalui penggunaan AI. Untuk menyelesaikan proyek mereka, para peserta memanfaatkan berbagai model canggih, termasuk Veo 3 dari Google dan Doubao Seedance 1.0 Pro yang dikembangkan oleh Volcano Engine (unit bisnis di bawah ByteDance). Keterlibatan ini menyoroti integrasi erat antara perusahaan teknologi besar dan platform media dalam mendorong kemajuan industri kreatif.

Penghargaan utama (Juara Pertama) berhasil diraih oleh Chen Yuxue untuk karyanya yang berjudul “Under the Fireworks Lies My Home.” Dewan juri secara khusus memuji kecepatan luar biasa dalam penyelesaian proyek tersebut—hanya dalam waktu 10 hari—yang membuktikan bagaimana perangkat AI mampu memangkas siklus produksi secara radikal. Chen Yuxue sendiri menegaskan bahwa AI “memungkinkan terwujudnya ide-ide yang sebelumnya mustahil untuk difilmkan.” Posisi kedua dibagi rata antara Wen Ye, dengan filmnya “Fantasy of the Tree,” dan Pan Yu, yang menyajikan karya berjudul “Alaya.” Pan Yu berpendapat bahwa ajang kompetisi semacam ini akan menjadi standar baru, sebab AI dapat “membantu mengatasi keterbatasan pemikiran berlebihan manusia dan mendorong kita melampaui batas kemampuan kita.”

Perhelatan ini merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang iQIYI yang lebih luas. Sebelumnya, pada bulan September 2025, platform tersebut telah meluncurkan “Peter Pau AI Theater Storytelling Lab” bekerja sama dengan sinematografer pemenang Oscar, Peter Pau. Laboratorium ini didedikasikan untuk melatih generasi baru profesional di bidang sinema berbasis AI. Film-film perdana yang dihasilkan dari laboratorium ini diperkirakan akan tayang pada awal tahun 2026. Secara keseluruhan, iQIYI memberikan total 11 penghargaan, termasuk kategori khusus seperti Kreativitas Terbaik dan Narasi Terbaik. Durasi film yang dilombakan dibatasi antara satu hingga lima menit. Dengan langkah-langkah ini, iQIYI mempertegas pandangannya bahwa AI bukanlah tren sesaat, melainkan pergeseran fundamental dalam produksi konten, yang mengalihkan fokus pencerita dari hambatan teknis menuju kedalaman dan kemurnian konsep.

Sumber-sumber

  • yicaiglobal.com

  • China.org.cn

  • PR Newswire

  • South China Morning Post

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.