Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini melakukan kunjungan ke Beijing, yang menghasilkan penandatanganan 22 kesepakatan bilateral di berbagai sektor penting. Kunjungan ini menandai pendalaman kerja sama antara kedua negara.
Di sektor energi, kesepakatan kunci mencakup nota kesepahaman untuk proyek pipa gas Power of Siberia 2, yang diproyeksikan akan menyalurkan 50 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia barat ke Tiongkok utara melalui Mongolia. Perjanjian strategis antara Gazprom dan China National Petroleum Corporation (CNPC), serta nota kesepahaman tentang energi nuklir damai antara Rosatom dan Badan Energi Atom Tiongkok juga disepakati. Proyek Power of Siberia 2 ini diperkirakan akan mengimbangi hampir setengah dari ekspor gas Rusia ke Eropa yang hilang sejak perang Ukraina.
Dalam bidang eksplorasi luar angkasa, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk penelitian dan pengembangan serta sektor teknologi maju, mencerminkan pendalaman kemitraan strategis mereka.
Kesepakatan signifikan lainnya termasuk peta jalan untuk pengembangan Pulau Bolshoy Ussuriysky dan protokol untuk perdagangan pertanian, seperti ekspor tanduk rusa. Hubungan Rusia-Tiongkok telah meningkat secara substansial sejak awal abad ke-21, ditandai dengan penyelesaian sengketa perbatasan pada tahun 2000-an dan peningkatan kerja sama keamanan melalui latihan militer gabungan.
Presiden Putin menggambarkan hubungan Rusia-Tiongkok berada pada "tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," yang didasarkan pada "kepercayaan, saling membantu, dan keteguhan dalam melindungi kepentingan bersama." Presiden Tiongkok Xi Jinping memuji hubungan tersebut sebagai model bagi negara lain, menekankan ketahanannya di tengah tantangan internasional dan menganjurkan kerja sama yang adil melalui platform multilateral seperti PBB, SCO, BRICS, dan G20.
Penandatanganan kesepakatan ini terjadi selama kunjungan empat hari Presiden Putin, yang juga mencakup pertemuan bilateral dan partisipasi dalam upacara peringatan 80 tahun kemenangan atas Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II. Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis mereka sebagai penyeimbang kekuatan global dan fondasi bagi tatanan dunia multipolar yang mereka advokasi.