Presiden Tiongkok Xi Jinping mengusulkan perluasan pengaruh global Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dalam KTT yang diselenggarakan di Tianjin pada 31 Agustus hingga 1 September 2025. Inisiatif utama mencakup percepatan rencana bank pembangunan SCO dan peluncuran platform kerja sama energi internasional. Tiongkok juga menawarkan pinjaman sebesar $1,4 miliar kepada negara-negara anggota selama tiga tahun ke depan.
KTT ini dihadiri oleh para pemimpin penting seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Putin menyatakan dukungannya terhadap visi Xi untuk tatanan tata kelola global yang baru, memuji SCO karena menghidupkan kembali "multilateralisme sejati" dan meletakkan dasar bagi model keamanan Eurasia yang baru. Pertemuan bilateral antara Modi dan Putin juga menandakan penguatan hubungan kedua negara.
Pertemuan ini juga menjadi momentum penting untuk memperbaiki hubungan Tiongkok-India, dengan Xi dan Modi sepakat mengenai jalur pembangunan bersama. Modi menekankan komitmen India untuk memajukan hubungan berdasarkan rasa saling menghormati, kepercayaan, dan kepekaan, serta menyambut baik momentum positif sejak pertemuan terakhir mereka di Kazan. Kedua pemimpin sepakat untuk mencegah perbedaan menjadi konflik dan memperkuat mekanisme pengelolaan perbatasan.
Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sugiono karena Presiden Prabowo Subianto berhalangan hadir akibat demonstrasi domestik, menegaskan kembali komitmennya terhadap multilateralisme dan gerakan non-blok. Kehadiran Indonesia sebagai tamu kehormatan menunjukkan peran strategisnya dalam forum global.
KTT SCO di Tianjin, yang merupakan pertemuan terbesar dalam sejarah organisasi, juga bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemenangan Perang Dunia II. Tiongkok memanfaatkan momen ini untuk mendefinisikan ulang peran historisnya. Para pengamat Barat menyuarakan skeptisisme mereka, melihat demonstrasi kekuatan militer dan aliansi erat dengan Rusia sebagai kontradiksi terhadap komitmen Beijing terhadap stabilitas. Namun, KTT ini secara luas dianggap sebagai langkah signifikan dalam upaya Tiongkok untuk membentuk kembali tatanan global.
KTT ini menghasilkan "Deklarasi Tianjin", yang menguraikan prioritas strategis dan kerangka kerja sama SCO untuk dekade mendatang, menekankan multilateralisme, keamanan, integrasi ekonomi, dan reformasi tata kelola global. Deklarasi tersebut juga mengutuk terorisme dalam segala bentuknya dan menyerukan upaya bersama untuk memerangi tantangan keamanan tradisional dan baru.
KTT ini menyoroti prinsip-prinsip "Semangat Shanghai", yang menekankan saling percaya, saling menguntungkan, kesetaraan, konsultasi, penghormatan terhadap keragaman peradaban, dan pengejaran pembangunan bersama.