Taliban Manfaatkan AI dan Platform Digital untuk Propaganda dan Penggalangan Dana

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Taliban semakin gencar memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan platform digital untuk menyebarkan propaganda, merekrut anggota baru, dan mengumpulkan dana bantuan. Strategi ini, yang dilaporkan semakin intensif pada tahun 2024 dan awal 2025, menimbulkan kekhawatiran global tentang adaptasi kelompok teroris terhadap teknologi modern.

Penggunaan AI oleh Taliban mencakup pembuatan konten yang dihasilkan AI untuk mempromosikan kegiatan mereka dan merekrut pejuang. Selain itu, mereka menggunakan sistem keuangan digital untuk mengumpulkan bantuan finansial, dengan menyalurkannya melalui kanal yang "disanitasi" untuk memfasilitasi aliran dukungan keuangan. Pertumbuhan finansial Taliban dilaporkan terkait erat dengan pemanfaatan saluran keuangan digital ini. Pada awal tahun 2025, Taliban disebut-sebut memainkan peran signifikan dalam mendirikan pusat logistik global untuk organisasi tersebut.

Di sisi lain, AI juga dilihat sebagai alat potensial untuk kontra-terorisme. Taliban sendiri menyatakan bahwa meskipun AI dapat digunakan untuk melawan mereka, AI juga menawarkan solusi yang layak bagi pemerintah untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menangkal aktivitas teroris. Mereka mencari metode non-tradisional, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak dan media finansial, untuk mendukung perjuangan melawan terorisme. Pernyataan mereka, "Mengingat kita berada dalam transisi kerja sama finansial dan non-politik, terorisme menjadi lebih maju dan canggih," menyoroti lanskap ancaman yang terus berkembang.

Secara global, penggunaan AI dalam kontra-terorisme terus berkembang. Laporan menunjukkan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi operasional dalam kontra-terorisme dengan mengoptimalkan alokasi sumber daya dan memberikan rekomendasi data secara real-time. Namun, integrasi teknologi ini juga menimbulkan pertimbangan etis mengenai privasi dan potensi penyalahgunaan. Ada kebutuhan mendesak untuk menetapkan norma yang jelas untuk penggunaan AI dalam keamanan, dengan penekanan pada manajemen data yang etis, privasi, dan keamanan.

Sementara itu, platform digital dan media sosial terus menjadi medan pertempuran utama untuk propaganda dan rekrutmen. Kelompok-kelompok ekstremis memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ideologi, propaganda, dan taktik, serta untuk merekrut individu. Upaya terus dilakukan oleh perusahaan teknologi untuk memerangi penyalahgunaan platform mereka oleh teroris, termasuk melalui basis data bersama untuk konten ekstremis. Namun, tantangan tetap ada dalam mengatasi penyebaran pesan-pesan ekstremis yang terus beresonansi dengan sebagian orang.

Perkembangan ini menggarisbawahi perlunya strategi kontra-terorisme yang adaptif dan canggih, yang mampu mengantisipasi dan menanggapi evolusi teknologi yang digunakan oleh aktor-aktor non-negara. Kemampuan Taliban untuk mengintegrasikan AI dan platform digital ke dalam operasi mereka menunjukkan peningkatan kecanggihan yang memerlukan kewaspadaan berkelanjutan dari komunitas internasional.

Sumber-sumber

  • Deutsche Welle

  • افغانستان اینترنشنال

  • خبرگزاری شیعیان افغانستان

  • آسیا نیوز

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.