Pada malam 21 Agustus 2025, pasukan Rusia melancarkan serangan udara berskala besar yang melintasi Ukraina, menggunakan lebih dari 500 kendaraan udara tak berawak (UAV) dan puluhan rudal. Serangan komprehensif ini, yang mencakup berbagai wilayah, mengakibatkan kehancuran yang signifikan dan korban jiwa di beberapa daerah, menyoroti eskalasi konflik yang sedang berlangsung.
Serangan tersebut menargetkan berbagai wilayah di seluruh Ukraina, termasuk Zakarpattia, Lviv, Sumy, Chernihiv, dan Zaporizhzhia. Di wilayah Zakarpattia, sebuah perusahaan di Mukachevo mengalami kehancuran gudang dan kebakaran, yang melukai 15 orang, dengan satu dalam kondisi serius. Di Lviv, serangan rudal dan drone menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya, dengan puluhan rumah rusak akibat gelombang ledakan. Walikota Lviv, Andriy Sadovyi, melaporkan kerusakan pada jendela dan atap lusinan rumah akibat gelombang ledakan.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan mencegat 574 UAV Rusia, termasuk drone kamikaze, empat rudal "Kinzhal", dua rudal "Iskander", 19 rudal Kh-101, dan 12 rudal "Kalibr". Secara total, 614 target udara diluncurkan oleh Rusia, di mana 577 berhasil dicegat oleh pertahanan udara Ukraina. Serangan ini merupakan salah satu yang terbesar dalam perang.
Serangan ini dilaporkan menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas sipil, termasuk sebuah perusahaan Amerika di wilayah Zakarpattia. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pencegatan 49 UAV di wilayah Rusia, termasuk wilayah Rostov, Voronezh, dan Belgorod, serta Krimea.
Serangan ini terjadi di tengah upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mengakhiri konflik, dengan pertemuan tingkat pemimpin baru-baru ini yang bertujuan untuk mencari solusi damai. Namun, serangan tersebut menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh tantangan.