Restrukturisasi Industri Petrokimia Global: Dampak Kelebihan Kapasitas dan Tarif AS

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Industri petrokimia global sedang mengalami perombakan signifikan, ditandai dengan kelebihan kapasitas yang meluas, margin keuntungan yang berfluktuasi, dan penyesuaian strategis oleh para pemain utama. Situasi kompleks ini dipengaruhi oleh ekspansi kapasitas yang agresif, perubahan kebijakan perdagangan internasional, dan dampak biaya energi yang berkelanjutan.

Salah satu pendorong utama restrukturisasi adalah kelebihan kapasitas substansial di seluruh sektor, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Hal ini berujung pada margin keuntungan negatif dan kerugian finansial bagi banyak produsen. Korea Selatan, sebagai pemain utama, mendorong perusahaannya untuk mengurangi kapasitas *naphtha cracking* hingga 2,7 hingga 3,7 juta metrik ton per tahun. Inisiatif ini mencakup penghentian sementara produksi etilena dan penonaktifan pabrik yang lebih tua. LG Chem, misalnya, dilaporkan mengurangi produksi etilenanya sekitar 400.000 metrik ton per tahun.

Tarif perdagangan Amerika Serikat, yang awalnya ditetapkan sebesar 25% untuk impor petrokimia Korea Selatan dan kemudian dikurangi menjadi 15%, semakin menekan ekspor negara tersebut. Tarif ini tidak hanya memengaruhi pendapatan tetapi juga menjadi katalis bagi pemerintah untuk mendorong industri melakukan penyesuaian.

Di Eropa, industri petrokimia menghadapi tantangan biaya energi yang tinggi. Krisis energi tahun 2022 masih membayangi, membuat operasi di Eropa kurang kompetitif dibandingkan wilayah dengan harga energi lebih rendah seperti Amerika Serikat. Akibatnya, Dow Inc. mengumumkan penutupan permanen tiga pabrik hulu di Jerman dan Inggris, yang berdampak pada sekitar 800 pekerjaan. Penutupan ini, termasuk *cracker* etilena di Böhlen, Jerman, dan pabrik siloksan di Barry, Inggris, dijadwalkan selesai antara pertengahan 2026 dan akhir 2027.

Cina juga berupaya mengatasi kelebihan kapasitasnya dengan merombak total sektor ini. Pemerintah dilaporkan berencana menghentikan pabrik yang menua dan merugi untuk menahan persaingan yang merusak dan meningkatkan efisiensi industri. Perkiraan pasar menunjukkan bahwa lebih dari 40% produksi propilena Cina dan sekitar 12% kapasitas etilena mungkin berasal dari fasilitas yang berusia lebih dari dua dekade. Prospek pasar yang lebih luas memproyeksikan pasokan petrokimia akan melebihi permintaan sebesar 20-25% pada tahun 2030.

Perusahaan seperti BASF juga telah merevisi pandangan pendapatan mereka, mengutip tekanan dari perang dagang global dan volatilitas mata uang. Pasar petrokimia global bernilai sekitar USD 623,83 miliar, dengan Asia Pasifik sebagai pasar konsumen terbesar. Namun, krisis saat ini menunjukkan pergeseran fokus pada rasionalisasi dan pengembangan bahan kimia khusus serta produk bernilai lebih tinggi untuk daya saing jangka panjang.

Sumber-sumber

  • Reuters

  • Reuters

  • Reuters

  • Reuters

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.